Saat Vio keluar dari rumah, ia terkejut melihat Galen yang sudah berada didepan pintu. Bahkan cowok itu nampak gugup saat melihat Vio.
Vio hanya menatap datar Galen, kemudian ia melanjutkan langkahnya tanpa berkata apapun kepada cowok itu.
"Mau kemana?" tanya Galen seraya mencekal pergelangan tangan Vio.
"Bukan urusan lo!" ketus Vio seraya melepaskan tangan Galen dari pergelangan tangannya.
"Gue lihat semuanya," ucap Galen yang membuat Vio menghentikan langkahnya.
"Huft," Vio menghembuskan nafasnya kasar, kemudian berbalik menatap Galen.
"Gue harap lo nggak ikut campur masalah gue!" ucap Vio seraya menatap tajam Galen.
"Gue nggak mungkin diem aja lihat lo diperlakukan kek gitu Vi," ucap Galen.
"Tapi itu bukan urusan lo Gal!" bentak Vio.
"Gue nggak mau lo kenapa-kenapa," lirih Galen.
"Gue khawatir sama lo," sambung Galen.
"Apa untungnya buat lo khawatirin gue?" tanya Vio menatap tajam Galen, namun cowok itu hanya terdiam, sehingga Vio langsung pergi dari hadapan cowok itu.
Vio terus berjalan tanpa menghiraukan Galen yang masih terdiam ditempat.
Pikirannya begitu kacau saat ini, sehingga ia memutuskan untuk pergi menuju rumah pohon, tampar dimana ia bisa menenangkan pikirannya.
Sesampainya disana, ia segera menaiki tangga pada pohon tersebut, kemudian ia mendudukkan dirinya disana.
"Gue capek! Gue capek dengan semuanya! Andai aja lo inget gue Gal, mungkin lo bisa bantu gue buat hadapin semua masalah gue kek dulu," lirih Vio seraya menegaskan air matanya.
"Bunda, Letta kangen! Kenapa Bunda pergi nggak ajak Letta?" ucap Vio lirih.
---------------------
"Sial! Kenapa Vio perginya cepet banget?" ucap Galen seraya mencari keberadaan Vio.
"Bodoh! Kenapa tadi gue diem aja waktu Vio ngomong kek gitu?" sambung Galen merutuki kebodohannya.
"Hallo Gal," sapa seseorang dari seberang sana.
"Hallo Jus, gue mau lo sama Fahri kesini sekarang!" titah Galen saat panggilan pada ponselnya sudah terhubung dengan Justin.
"Kemana?" tanya Justin bingung.
"Gue udah sharelock, lo cepetan kesini!"
Tut!
Galen mematikan sambungan teleponnya secara sepihak, bahkan sebelum Justin membalas ucapannya.
Setelah beberapa menit akhirnya Justin datang bersama dengan Fahrienggunakan taksi.
Mereka bahkan bingung kenapa Galen menyuruh mereka kesana, karena Galen sekarang sedang berdiri didepan rumah mewah miliki seseorang.
"Lo ngapain nyuruh kita kesini?" tanya Justin bingung.
"Dan itu rumah siapa?" tanya Fahri.
"Rumah Vio," sahut Galen apa adanya.
"What? Jadi itu rumah Vio?" tanya Justin tak percaya.
"Emang bener-bener anak sultan dia, rumahnya aja kek istana begitu," timpal Fahri.
"Terus lo ngapain disini Gal?" tanya Justin bingung.
"Nanti gue jelasin, sekarang kalian ikut gue cari Vio," titah Galen yang langsung memasuki mobilnya diikuti oleh kedua sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIOLETTA (Triangle Love)
Teen Fiction'Kesalahan terbesarku adalah menyimpan rasa terhadap kekasih sahabatku sendiri'~Violetta Adara La Lubis Update setiap hari😊