Part 55

1.9K 123 14
                                    

Saat ini Vio sedang berada di mobil bersama dengan Fajar dan Lia. Pasalnya Fajar dan Lia sudah diizinkan pulang dari rumah sakit karwna kondiai mereka sudah membaik.

Tidak seperti biasanya, kali ini Vio yang menjalankan mobilnya sedangkan Fajar dan Lia duduk di bangku belakang.

Tidak ada percakapan apapaun diantara mereka selama perjalanan. Entahlah, mereka seperti canggung satu sama lain apalagi saat mereka ingat perlakuan mereka yang sangat buruk ke Vio.

Lia sendiri sedang bergulat dengan pemikirannya sendiri, ia sedikit kasihan pada Vio dan ingin meminta maaf atas semua perlakuannya pada Vio, namun ia masih ada sedikit rasa benci pada gadis itu.

Lama diperjalan, tanpa disadari itu bukanlah jalan menuju rumah mereka pulang. Bahkan rumah mereka sudah terlewatkan.

"Kita mau kemana?" tanya Fajar yang baru menyadarinya yang membuat Lia menatap jalanan yang memang bukan jalan menuju rumahnya.

Vio tisak menjawab pertanyaan dari ayahnya, ia terus saja menjalankan mobil itu, yang membhat Fajar menghmbuskan nafasnya kasar.

Setelah beberapa menit akhirnya mobil mereka berhenti disebuah pemakaman. Fajar dan Lia menyerngitkan alis mereka pertanda bingung kenapa Vio membawa mereka ke pemakaman, terlebih lagi Fajar tau jika makam Mayang, ibunda Vio bukalah disini tempatnya.

"Ngapain-?"

"Ada yang mau Vio tunjukin ke kalian," ucap Vio memotong ucapan Fajar yang imgin bertanya.

"Vio keluar dari mobil, dan berusaha membantu Lia dengan kursi rodanya karena  memang Lia masih belum bisa berjalan normal.

Vio mendorong kursi roda Lia menyusuri pemakaman diikuti oleh Fajar dibelakang mereka.

  Hingga mereka tiba didepan sebuah makam yang masih baru, bahkan bunga diatas makam itu masih belum layu.

"Siapa yang meninggal Vio?" tanya Fajar yang masih bingung.

Vio tidak menjawab, namun ia menatap Lia yang membuat Lia menaikan alisnya seolah bertanya kenapa.

"Kalian bisa baca kan?" ucap Vio seraya memalingkan pandangannya dan menahan tangis.

Viandra Leonard
           bin
  Reza Leonard
Lahir : 12/02/2006
Wafat :02/04/2023

Lia yang melihat itu seakan tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

"Vi, Vi-an?" ucap Lia terbata-bata.

"Dia Viandara Leonard, seorang abang yang baik buat Vio, dia selalu ada buat Vio, selalu lindungi Vio, bahkan saat kalian tidak peduli dengan Vio, dia yang selalu support Vio. Kita mungkin sama sama tidak diinginkan oleh orang tua kita, nasib kita sama, mungkin hal itu yang membuat Vian begitu sayang sama Vio,"

"Tapi kalian tau apa? Sekarang Vian ninggalin Vio sendiri, ngga ada lagi yang bela Vio disaat dunia sedang tidak berpihak sama Vio,"

"Vian?" tanya Fajar yang masih bingung.

"Iya, orang yang waktu itu brla Vio mati-matian," ujar Vio yang membuat mereka kembali mengingat kejadian saat dirumah mereka. Saat dimana Vio dipaksa untuk menandatangani surat pemindahan warisan.

"Anak kamu," tanya Fajar seraya menatap Lia. Namun wanita paruh baya itu tidak menajawab dan tanpa ia sadari ia sudah meneteskan air matanya.

"Harapan Vian dari dulu cuma satu, dia ingin hidup bahagia, disayang sama ibunya. Sama kek harapan gue,"

"Bahkan disaat-saat terakhirnya dia masih mikirin lo sebagai ibunya, dia donorin kedua mata dia buat lo, dia ngga mau lo kehilangan penglihatannya untuk selamanya. Dia masih mikirin lo meskipun lo ngga pernah nganggep dia," ujar Vio yang kini tidak bisa lagi menahan air matanya.

" Puas kalian? Puas kalian udah bikin abang gue pergi tanpa rasa dicintai oleh orangtuanya. Dan kalian mau bikin gue ngerasain hal sama kek Vian?"

Lia yang mendengar hal itupun tidak bisa lagi menahan tangisnya. Ia berusaha untuk bangkit namun ia tidak bisa hingga akhirnya ia tersungkur didepan makan Vian.

Tangisnya dipenuhi dengan rasa penyesalan yang amat dalam. Ia bener benar menyesal sekarang.

"Maafin mama Vian, maafin mama.," ucap Lia disela isak tangisnya

Hai, bolehkan aku memanggilmu mamah?
Vian harap saat Vian pergi mama sudah sayang Vian mah, Vian tau Vian emang salah karen telah lahir disaat yang tidak diharapkan oleh mamah. Tapi asal mamah tau, selama ini Vian bertahan karena Vio. Semenjak Vian tau Vian punya adik yang kuat, Vian jadi punya alasan buat bertahan dengan penyakit Vian. Kalaupun Vian harus menukar nyawa Vian dengan kebahagiaan Vio, mungkin Vian sudah menukarnya dari lama. Sayangnya itu tidak akan bisa. Vian hanya bisa mendonorkan mata Vian untuk mamah. Dengan begitu Vian masih bisa melihat Vio, melihat dunia lagi meskipun Vian udah ngga ada nantinya. Vian harap mamah ngga akan buat Vio sedih lagi. Anggap dia sebagai ganntinya Vian. Jangan pernah sakiti Vio lagi. Vian ngga ingin mata Vian melihat Vio disakiti sama siapapun. Sampai kapanpun Vian ngga akan rela melihat Vio disakiti. Jaga mata Vian baik-baik ya mah, Vian pergii.

Byee
Love you mom.

Kira-kira begitulah isi dari surat yang Vian tulis untuk ibunya. Hal itu tentu saja membuat Lia meraung-raung menangis histeris. Fajar berusaha menenangkan Lia namun tetap saja tidak akan ada hal yang bisa diubah dari kejadian itu.

  Memang penyesalan selalu datang diakhir, sejak saat itu Lia jadi seorang yang pendiam. Meskipun sekarang sudah tidak ada lagi kekerasan dirumah Vio. Namun rasanya banyak hal yang berubah.

Begitu juga dengan Vio, gadis itu bahkan sudah 3 hari berturut-turut tidak masuk sekolah karena membolos. Bahkan ia tidak membalas pesan dari siapapun yang berusaha menghubunginya termasuk Daffa.

Ia hanya melihat beberapa panggilan masuk dari Daffa. Setiap hari cowok itu selalu meneleponnya namun tidak Vio angkat, beberapa kali cowok itu juga mengunjungi rumah Vio, namun Vio sudah memberitahu orang rumah jika ada yang mencari Vio, bilang saja gadis itu tidak berada di rumah. Hingga satu sekolah hanya tau jika Vio tidak berangkat sekolah dikarenakan sedang berkunjung ke rumah saudaranya.

  "Maafin gue Daff," lirih Vio seraya menatap layar ponselnya dan bangkit dari posisinya, mengambil hoodi hitam dan menuruni anak tangga.

  "Vio keluar sebentar," pamit Vio kepada Lia. Hal itu membuat Lia yang tengah menonton televisi menatap kearahnya tanpa memjawab apapun.


Hai hai hai
Bantu Vote ya
Ayo support terus author biar semangat lagi nulisnya.

Kalian juga bisa bantu komen yaa..
Bagia kalian yang lupa alur ceritanya, jangan lupa baca dari awla yaa biar lebih greget hehe.. thank u all

VIOLETTA (Triangle Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang