Part 15

34.2K 2.1K 19
                                    

"Kok gue gak tahu ya ada tempat sebagus ini," ucap Dina setelah mereka sampai di danau.

  "Danau nya cantik banget ya, kok kamu tahu ada danau disini Gal?" tanya Sella.

  "Dulu aku sering banget kesini waktu rumah aku belum pindah," ujar Galen.

"Oh ya? Berarti rumah lama kamu ada di deket sini dong?" tanya Sella antusias.

"Iya, padahal rumah itu banyak banget kenangannya, tapi kami terpaksa harus pindah," ujar Galen.

  Vio hanya mendengarkan percakapan mereka, namun pikirannya tertuju entah kemana.

  Setidaknya ia kembali ke tempat ini dengan orang yang sama, meskipun keadaanya telah berbeda.

  Flashback on!

Seorang gadis kecil tengah berlarin di tepi danau bersama dengan seorang anak laki-laki yang juga seumuran dengannya.

"Al, cepat sini kejar Letta," ucap sang gadis yang kini tengah berlarian menjauh.

"Jangan cepet-cepet Letta," ucap sang anak laki-laki.

"Gak kena, gak kena," sahut Letta kecil.

"Gak kena wle," ucap Letta kecil seraya menjulurkan lidahnya.

  Dug!
Kaki gadis kecil itu tersandung batu yang lumayan besar, ia tidak menyadari jika ada batu didepannya, karena ia terus memandang ke belakang.

Ia terjatuh, dengan lutut yang mengeluarkan darah. Al yang melihat itu dari belakang segera menghampiri gadis kecil tersebut.

"Makannya kalo lari jangan cepet-cepet," ujar Al kecil.

"Lutut Letta sakit Al," sahut gadis kecil itu seraya memegangi lututnya yang sudah berdarah.

Letta, gadis kecil itu tidak menangis sama sekali. Ia bahkan sudah sering merasakan sakit yang lebih dari itu karena kesengajaan. Baik dari Ayahnya, maupun dari Lia. Mereka melakukan itu saat Mayang tidak berada di rumah. Bahkan gadis itu selalu tersenyum setiap hari, semua orang mungkin mengira ia adalah anak yang sangat ceria.

"Ayo naik," Al kecil menggendong Letta menuju ke bawah pohon yang berada di tepi danau.

"Besok kalo Al udah besar, Al pasti akan selalu lindungi Letta, janji," ucap Al kecil mengulurkan jari kelingkingnya dan diterima oleh gadis kecil tersebut.

"Makasih ya Al," sahut Letta kecil yang langsung memeluk Al. Mereka saling berpelukan dengan erat.

Flashback off!

"Vi, Vio?" teriak Dina dengan kencang.

"Apa?" ketus Vio yang tersadar akan lamunannya.

"Lo ngelamunin apaan sampe gak denger suara gue hah?" kesal Dina, sedangkan Vio hanya mengerutkan keningnya.

"Gue dari tadi nanya sama lo, tapi lo ngelamun terus," kesal Dina.

"Lo udah sering kesini juga?" tanya Dina yang mendapat anggukan kepala dari Vio.

"Sama siapa?" tanya Dina lagi.

Vio hanya mengedikkan bahunya acuh, ia beralih menatap Galen dan Sella yang tengah duduk berdua di tepi danau.

  Mereka terlihat sangat serasi. Galen sang ketua OSIS, dengan Sella, gadis cantik yang super ramah, tidak seperti Vio yang terkesan akan badgirl.

  Vio bahkan selalu merendahkan dirinya sendiri, ia tak pernah merasa sombong, pamer, ataupun merendahkan orang lain. Karena ia selalu menjadi dirinya sendiri.

VIOLETTA (Triangle Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang