10. 🐝

4K 173 1
                                    

Vote!

Komen!

No sider!


***


"Jadi lo sama Prisa gimana?"

"Ya gue ga gimana-gimana dong Fel, lagian yang salah bukan gue doang tapi Prisa juga, enak aja kalo gue sendiri yang disalahin," omel Grisel tak mau kalah.

"Lo sabar dong, inget ada seseorang yang harus selalu lo bawa sekarang."

Plak!

"Lo apa-apaan sih Pris? Lo mau nyari ribut sama gue atau lo mau nyari mati?" sudah cukup sabar Felisa mendengar semua tentang tadi pagi, kenapa sekarang ia berulah lagi?

"Lo itu gak usah munafik! Harusnya lo ngerti dong kalo diposisi gue itu gimana! Sadar diri Sel." Prisa yang sudah emosi kelewat batas, ia tak peduli lagi dengan semuanya, yang ia mau Grisel pergi jauh dari hubungannya dengan Elvan.

Grisel memegangi pipinya yang sangat merah akibat tamparan dari Prisa yang cukup kuat. "Kamu nyuruh aku sadar diri tapi kamu juga ga sadar diri, ngaca Pris," ucap Grisel yang sudah membiarkan air matanya lolos begitu saja.

"Apalagi sih yang harus disadarin! Harusnya lo mikir, lo itu cuma perusak hubungan gue sama Elvan!"

"Oh jadi ini sifat asli lo? Apa lo gak inget sama ucapan Elvan tadi pagi? Dia sendiri yang bilang kalo kadang dia cape sendiri sama sifat lo," sahut Felisa.

"Gue gak peduli! Gue ingetin ya Sel, jangan pernah lo deket-deket sama Elvan atau gue akan buat lo lebih dari ini," acam Prisa lalu pergi.

Felisa membalikan badan, ia menatap sahabatnya yang sekarang sedang menunduk. "Lo gapapa kan Sel?" panik Felisa.

"Aelah biasa aja kali, setan kayak dia ngapain juga diladenin." Felisa mendengus, ia kira Grisel beneran nangis, ternyata gadis itu hanya berpura-pura saja.

"Mau ke UKS ga nih, pipi lo merah soalnya."

"Gak usah lagian juga gak terlalu sakit," elak Grisel.

"Gue takut Sel lo kenapa-kenapa, apalagi ditambah kondisi lo masih nanana kayak gitu," ucap Felisa yang sedikit mensensor kata-katanya.

"Gue gak selemah itu Felisa, tenang aja."

"Trus gimana soal si Elvan nya?"

"Kalo itu gue gak tau Fel, liat aja kedepannya gimana."

15.50

Tadinya Grisel tidak ingin pulang ke rumah yang sekarang ia tempati, tapi kalau tidak pulang ia takut nantinya Elvan akan semakin marah dengannya.

"Nyali lo gede juga," ucap Elvan yang sekarang sedang bersender dikepala kasur.

"Trus gue peduli gitu? Dari pada lo gengsi doang yang lo gedein."

"Gue gak suka ya lo deket-deket sama si Adit, jadi lo gak usah sok kegatelan."

"Cih, lo ngelarang gue kayak gitu tapi lo sendiri gak ngaca."

"Terserah gue dong."

"Kalo gitu terserah gue juga dong, cape gue debat sama lo mending gue pergi."

"Silahkan gue gak peduli."

"Jangan cari gue kalo lo memang bener-bener gak peduli lagi."

BAD HUSBAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang