28. PSIKOPAT??

2.5K 126 0
                                    

"Najis banget." Faren trus merutuki dirinya sendiri, kenapa tadi ia mau untuk ikut berjalan bertiga menuju kantin.

"Aku hari ini laper banget karna belum sarapan, kamu mau makan apa?"

Kantin tampak sepi, karna memang belum waktunya jam istirahat. Hanya ada beberapa murid saja yang membolos.

"Buk! Mie ayam tiga, es teh nya juga tiga," triak Faren yang langsung di acungi jempol oleh ibu kantin.

"Kan aku mau nya bakso, kenapa di pesenin nya mie ayam sih," sewot gadis itu bersedekap dada.

"Ntar makanan lo gak sama kaya punya Elvan, lo ngambek minta ganti lagi," ucap Faren yang memang sudah tau betul dengan sifat Jesly.

Gadis itu cemberut. "Iya deh maaf."

"Ren, malem ini lo acara ga? Gue nginep di rumah lo ya."

"Rumah aku juga gapapa, Oma welcome banget sama kamu," sentak gadis itu cepat.

"Gila ya lo, sadar posisi dong jangan asal ngomong gitu," Faren tak habis pikir dengan Jesly, bisa-bisanya ia berbicara seperti itu. "Ga ada, santai aja kali," sambung nya.

Elvan mengelus kepala gadis itu. "No, aku rasa dengan aku nginep di rumah kamu itu hal gak baik, yang ada tetangga malah salah paham," ia sebisa mungkin untuk bicara lembut, agar gadis itu tidak menangis karna kata-kata nya yang salah di ucap kan.

Ia mengangguk. "Aku cuma nawarin doang, sapa tau Faren nya sibuk."

"Gue sekolah kali bukan mulung, jadi gak sibuk-sibuk amat."

"Ini Mas mie sama es nya." Perdebatan kecil itu berakhir karna Ibu kantin yang datang membawakan makanan.

Ketiga nya tersenyum ramah. "Makasih Bu."

***

"Bi, Elvan sekolah?"

Bibi mengangguk. "Iya Non sepertinya, soalnya tadi Bibi beres-beres rumah Den Elvan nya gak ada."

"Oh."

"Tapi tadi Bibi beresin kamar, banyak banget minuman alkohol sama puntung rokok nya Non."

"Gapapa itu mah Bi, udah biasa."

-


"Tumben kok lo gabung sama mereka Nik," ucap Faren mencekal pergelangan tangan Niko,  sehingga rombongan Raka dkk yang melewati nya pun berhenti.

Tanpa berbalik badan, Niko pun melepas cekalan itu. "Terserah gue," ucapnya dingin.

"Lo kenapa sih, gue liat-liat dari pagi tadi lo cuek banget trus gak ngedeket sama kita."

"Harus banget ya gue gabung sama kalian?"

Raka tersenyum remeh, lalu mengisyaratkan teman-temannya untuk pergi. Termasuk Niko.

"Biarin aja kali," sahut Elvan menenangkan.

"Jes, lo buat masalah apa sama mereka hah?" sembur Faren emosi seketika.

Jesly yang merasa di sangkut pautkan pun sedikit gugup. "Ha? Ah ya aku rasa aku gak ada bikin masalah sama mereka."

Emosi Faren semakin memuncak ketika Jesly berbicara gugup seolah-olah sedang menutupi sesuatu. "Gak mungkin lo gak ada masalah sama mereka, jelas-jelas mereka ngelirik lo sinis tajem banget lagi."

"Aku gak gugup, cuma karna kamu nanya gitu ya aku bingung dong."

"Alasan lo banyak banget, intinya hati-hati aja lo sama mereka, semoga taun depan lo masih bisa hidup ya, apalagi kalo sampe ketua nya dateng."

BAD HUSBAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang