"Lo istirahat aja dulu, biar yang laen yang ngelanjutin pencarian Nares."
Elvan mengangguk setuju, ia juga butuh istirahat. Kini, hari sudah hampir petang kembali, tapi Nares belum juga di temukan.
Nares terus menerima suapan kasar yang di sodorkan Gion. Ia di paksa untuk makan. Sebenarnya kalau mungkin ia tidak mengandung, ia tidak akan mau untuk memakan sedikit pun roti yang hampir basi itu.
"Gitu dong, di suruh makan aja susah banget," ujar Gion mengusap kasar rambut Nares. Ia tertawa ketika mulut Nares sudah di penuhi dengan roti itu.
Nares tidak menghiraukan Gion dan Jesly yang sedang menertawakan nya. Matanya fokus pada handphone nya yang berada di atas lemari sudut ruangan. Pikiran nya ke sana kemari memikirkan cara agar bisa meraih handphone itu kembali.
Nares menelan roti itu dengan susah payah. "Setelah gue lepas dari sini, gue gak bakal berenti buat bales kelakuan lo berdua," gumam Nares.
Jesly mendekat lalu menyetarakan tubuh nya dengan Nares. "Ibu hamil ini ternyata masih aja ya berkhayal, gue pastiin lo bakal di temuin sama orang-orang tanpa nyawa lagi," ucap nya menoyor Nares.
Nares tidak menggubris, ia tidak mau terpancing dengan kata-kata Jesly.
"Tinggal terima lo pilih tawaran gue apa susah nya sih, lo minggir dari Elvan dan bantu gue buat jadi istri dia atau anak lo sekaligus lo yang bakal gue ilangin nyawa nya?"
"Ck, sampe kapan pun juga lo nyembunyiin gue, lo bakal tetep ketauan."
"Memang bener apa kata lo, tapi gue bisa aja ngancem mereka bukan?"
-
"Van, bangun dulu aelah udah malem ini."Elvan mengerjapkan matanya ketika ada lampu yang menyilaukan nya. "Jam berapa?"
"Lapan."
Elvan mengangguk lalu bangun untuk membersihkan diri sebentar.
"Yang laen ke mana?"
Niko melirik sekilas Elvan yang sudah segar degan pakaian baru nya. "Bang Malvo sama yang lain ke markas, Mama Papa lo juga pamit tadi buat pulang trus pesen ke gue kalo ada apa-apa atau info apa-apa langsung suruh kasih tau dia."
"Lo mau ke mana?" tanya Faren.
Elvan menghentikan langkah nya. "Gue mau temuin Bang Malvo, sapa tau dia udah dapet informasi nya."
Faren mendengus. "Ini udah malem Van, lebih baik lo tidur lagi aja deh."
Elvan mengusap gusar wajah nya, lalu duduk mendekat pada Faren. "Gue khawatir banget Ren, ini udah malem tapi gak ada kabar apa-apa dari pihak Polisi dan yang laen nya."
"Tunggu sampe mereka bener-bener dapet kepastian nya," sahut Niko yang masih sibuk berkutik dengan leptop nya.
"Mending lo makan dulu, dari pagi kan lo kaga makan-makan," - Faren.
"Gue gak laper."
"Gue tau lo khawatir banget sama Nares, tapi jangan gini doang aelah yang ada lo malah tambah susah diri lo sendiri."
Kenapa tidak ada yang mengertikan dirinya? "Lo berdua tidur sofa, gue mau tidur."
"Ganggu ae sih lo," ketus Niko, lalu bangkit dari ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD HUSBAND [END]
Teen FictionBiasain follow sebelum baca. Dia Grisel, si gadis lemah lembut. Dan dia berubah menjadi Nares, si gadis cuek dan bodoamat dengan segala hal. Berawal dari suatu malam yang seketika membuat kehidupan nya berubah begitu saja. Dia Elvan, si pemberi k...