23. GENGSI

2.3K 125 10
                                    


"Cuma masalah perut doang udah heboh, alay banget sih."

"Selama gak ganggu kehidupan gue, gue ga peduli."

"Tapi lo itu udah di cap buruk sama mereka, masa lo diem aja sih Res."

Nares terkekeh mendengar omelan dari Felisa. "Ya trus gue harus apa? Jungkir balik gitu? Ogah banget."

Drtttt...

"Apaan sih Rak?"

"Lo gapapa kan?"

"Ya emang gue kenapa?"

"Mulai sekarang lo harus pinter-pinter buat jaga diri."

"Dari kemaren juga gue udah di teror, udah deh Rak gue mau tidur, cape."

Tut!

"Ye orang di khawatirin, lo nya malah gitu."

"Fel, gue udah gak butuh lo lagi, lo pulang gih udah mau malem nih."

"Teman macam apa lo! Gue aduin lo ke bunda biar lo kena marah," ketusnya lalu bangkit dari duduknya dan keluar meninggalkan pekarangan rumah yang lumayan besar itu.

"Bodoamat!" balasnya tak kalah ketus.

Setelah merasa Felisa benar-benar pergi dari rumah nya, Nares segera menutup pintu dan pergi menuju kamar. Beberapa saat kemudian ia turun kembali untuk membuat makan malam nya.

Ia mulai mengobrak-abrik isi kulkas, ada benda apa saja di dalam lemari es itu. Tangan nya mulai mengarah untuk mengambil ayam potong mentah. Ya hanya itu yang ia inginkan.

"Minyak nya dingin banget kaya sikap dia," gumam nya sambil mengelus jari telunjuk nya yang terkena minyak panas.

15 menit kemudian...

"Akhirnya siap juga." Entah lah mengapa gadis itu sangat lemot, sudah 15 menit yang ia habiskan hanya untuk menyiapkan makan malam nya.

"Masak apa?" tanya Elvan yang sudah berada di ambang pintu dapur sambil bersender.

Nares mendongak kala ada suara seseorang yang tertuju padanya. "Gue gak masak, cuma goreng ayam crispy doang, kalo lo mau makan aja ini," jawabnya lalu menyodorkan piring yang berisi beberapa ayam crispy yang di buat nya tadi.

Elvan mengangguk lalu berjalan menuju meja makan, ia lapar. "Bukan nya nolak malah makan beneran," gumam Nares memutar bola matanya malas.

"Kan lo sendiri yang nawarin, lagian gue juga laper," ucap nya ingin tersenyum tapi ia tahan.

"Yaudah makan aja gapapa."

Jujur Elvan cuek dengan Nares, tapi beberapa minggu ini ia kesal sendiri karna Nares yanga balas cuek dengan nya, dan sifatnya pun agak sedikit berbeda dengan yang dulu. Menurutnya, Nares yang sekarang lebih tidak peduli dengan nya.

"Enak banget masakan lo, boleh buatin lagi gak? Mau gue kasih ke Jesly soalnya."

Nares menghentikan aksi makan nya, ia beralih menatap Elvan yang asik makan. Ia mengangguk, "boleh, kapan lo mau kasih nya ke Jesly? Biar gue buatin."

"Besok subuh bisa gak? Mau gue bawa ke sekolah."

"Yaudah besok gue siapin, lo tenang aja, oiya kalo udah makan nya nanti piring kotor nya taro aja di situ biar gue beresin, gue ke atas dulu," ucap Nares lalu meletakkan sendok dan garpu nya lalu pergi meninggalkan ruang makan.

"Padahal gue cuma ngetes doang," batin Elvan.

Brak!

"Gue gak sebodoh yang orang-orang kira, tunggu kedatangan Bang Malvo, di situ lah tanggal main nya," ucap nya tersenyum remeh.

BAD HUSBAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang