26. KACAU

2.4K 146 6
                                    


"Gimana enak eskrim nya?" ucapnya sambil mengelus kepala gadis itu gemas.

Gadis itu mengangguk dalam. "Enak banget."

"Mau apalagi, hm? Biar aku beliin."

"Gak mau apa-apa, aku cuma mau kamu serius sama aku."

"Tiap hari Oma nanya tentang aku sama kamu, dia bilang ke aku katanya kalo kamu memang srius, temuin orang tua aku," sambung nya.

Elvan hanya diam menatap gadis di depan nya yang asik berceloteh sambil menjilat es krim nya. "Kapan-kapan aja ya, kalo kamu di bully mereka lagi kamu langsung bilang aku, biar aku yang ngajar mereka."

Jesly menoleh menghentikan aksi pergerakan makan es krim nya. "Maaf ya Elvan, gara-gara tadi bekal yang kamu kasih ke aku jadi ke buang sia-sia," ucap nya, ada sorot kecewa di dalam manik mata itu.

Jujur Elvan ingin marah mendengar nya.
Bekal yang istri nya buat kan dengan tulus, sampai ia bangun pagi-pagi hanya untuk menyiapkan itu bekal yang khusus untuk Jesly, ternyata tidak ada gunanya.

"Gapapa, besok aku suruh Mama lagi buat bikinin." Jesly menunduk, ia tau kalau Elvan sedang menahan amarah nya.

"Gak usah, nanti jadi ngerepotin, oiya kata Prisa Mama kamu di luar kota, memang bener?"

"Hm, kemarin baru sampe di rumah lagi."

"Kalo gitu aku main ya ke rumah kamu."

Elvan tercengang. "Percuma, Mama sama Papa masih sibuk di kantor jadi gak ada waktu buat di rumah," alibinya.

Drttt...

Elvan mengeluarkan handphone nya dari saku celana kala merasa handphone nya bergetar.

Setelah membaca siapa yang menelfon, ia langsung menekan tombol merah pada pilihan telfon nya. "Kenapa gak di angkat?"

"Gak penting."

Jesly kembali memasang tampang memohon nya. "Kalo gitu, ke rumah kamu yang satu nya aja ya."

"Lain kali aja ya k... -" belum sempat ia menyelesaikan kata-katanya, tapi gadis lincah itu langsung menarik nya masuk ke dalam mobil.

-

"Nares bangun Res!" Felisa terus menepuk-nepuk pipi Nares, bahkan baju nya sudah banyak darah akibat benturan yang mengakibatkan kening Nares mengeluarkan darah.

Ia panik, sudah banyak air mata yang ia keluar kan. "Di tolak, sialan!" triak nya.

"Raka lo kemana sih, ayo dong kenapa telfon lo gak aktif sih!" frustasi nya, dari tadi ia sudah menghubungi ke empat cowo yang bernotabe teman dekat nya, bahkan tidak ada satu pun handphone mereka yang aktif.

"Lo sabar bentar ya Res, gue gak bisa gendong lo sendirian," ia menatap nanar paha hingga ujung kaki Nares yang ter lumuri darah.

"Niko, lo di mana! Gue minta tolong lo ke rumah jalan Cakra nomor 901 sekarang!" setelah sekian nomor yang ia hubungi, akhirnya ada juga yang mengangkat nya.

Sepi. Itu yang Felisa lihat saat keluar untuk mencari bantuan pada seseorang. Jalan Cakra memang terisi oleh orang-orang sibuk, di jam siang-siang begini mana ada mereka di rumah, yang ada meeting di kantor semua.

"Gue harus gimana, gak ada taksi satu pun yang lewat, Res bangun, lo gak kasian ntar mata gue bengkak," ucapnya yang masih berharap.

Klek!

"Silahkan masuk tuan putri," ucap cowo itu sambil membuka pintu.

Jesly melangkah duluan dengan tundukan khas nya, ia malu di perlakukan begitu dengan Elvan.

BAD HUSBAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang