Setelah Nares di rawat selama 5 hari di rumah sakit, akhirnya ia di perbolehkan untuk pulang.
"Assalamu'alaikum."
Di dalam rumah yang lumayan mewah itu sudah terdapat kedua orang tua Elvan dan Nares. Mereka lah yang tidak sabar menunggu kepulangan anak dan cucu nya.
"Waalaikumsalam," jawab mereka serempak pada para anak-anak muda ini.
"Ayo masuk-masuk, gak sabar deh pengen lepas kangen sama kalian," ucap Ela menghampiri Nares dan Nevan lalu menuntun nya menuju kamar.
Sedangkan Grea, ia mengambil alih Nevan dari Nares, agar anak nya itu bisa menaiki tangga dengan berpegangan.
"Papa bangga sama kamu, kamu hebat bisa bertanggung jawab hingga saat ini. Papa harap setelah ini kamu menjadi seorang Ayah yang bisa mendidik anak kamu dengan benar. Maafkan Papa, karna masalah ini juga berawal dari Papa yang teledor mendidik kamu."
Elvan tersenyum. "Elvan juga gak tau mau seneng atau sedih, kalaupun gak ada masalah ini mungkin Elvan gak akan bisa ngerasain ini semua, takdir Tuhan memang menakjubkan."
"Ayah juga berterimakasih sama kamu, kamu sudah menjaga Nares dengan sebisa mungkin, Ayah juga berharap kamu masih tetap menjadi seseorang yang kita kenal dan tidak lari dari semua masalah kamu sendiri," timpal Dio.
Elvan mengangguk. Mulai detik ini ia akan berubah menjadi yang lebih baik lagi. Status nya sekarang bukan hanya menjadi seorang suami saja, tapi menjadi seorang Ayah. Tanggung jawab nya kini lebih besar. Ia tidak ingin kalau dewasa nanti anak nya akan berprilaku sama dengan nya. Cukup ia saja.
Reo menepuk bahu Elvan. "Susulin istri kamu sana, siapa tau dia butuh bantuan kamu."
-
"Cucu kita ganteng banget ya, coba aja kalau cewe kita bisa dandanin dia deh," ucap Grea.
"Bersyukur Bunda... Cape tau ngeluarin nya," ketus Nares.
"Bunda dulu juga cape ngeluarin kamu," balas Grea tak mau kalah.
"Sudah-sudah, gimana kalau kita buat makanan sama minuman dulu, pasti mereka laper dan haus." Grea mengangguk setuju, lalu memberikan Nevan yang sedang menangis pada Nares.
"Utututu... Anak Mama pasti haus ya sayang, sini minum susu dulu."
Elvan yang baru memasuki kamar pun meneguk ludah nya dengan susah payah. Anak nya begitu rakus meminum susu dari sumber nya langsung. Ini pertama kali nya ia melihat, kemarin-kemarin di rumah sakit jika Nares ingin menyusui Nevan, maka ia akan berpura-pura tidur walaupun ujung-ujungnya akan ketiduran beneran.
"Ngapain berdiri di situ, memang nya gak cape?" tanya Nares membuyarkan lamunan Elvan.
Elvan pun berjalan mendekati istri dan anak nya. Hanya karna ia melihat adegan ini, ia tidak boleh terangsang begitu saja. Setidaknya sampai Nares benar-benar pulih dulu.
"Yang lain mana?"
"Oh, ada di bawah lagi ngobrol bentar sama Papa, Ayah."
"Kenapa Felisa gak kamu suruh ke sini aja?"
"Dia bantu-bantu masak di dapur."
Nares tak menjawab atau pun bertanya lagi. Ia fokus memerhatikan anak nya sambil menepuk-nepuk pelan pantat Nevan, agar bayi itu segera tertidur.
"Maafin aku ya, kalo dari awal aku sering buat kamu marah, kesel, trus gak becus juga ngelindungin kalian. Tapi aku janji, setelah ini aku bakal jaga dan pastiin gak akan ada lagi yang boleh ganggu-ganggu kalian lagi. Aku juga bakal kerja di salah satu perusahaan Papa, karna kita gak akan mungkin buat ketergantungan sama orang tua terus."
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD HUSBAND [END]
Teen FictionBiasain follow sebelum baca. Dia Grisel, si gadis lemah lembut. Dan dia berubah menjadi Nares, si gadis cuek dan bodoamat dengan segala hal. Berawal dari suatu malam yang seketika membuat kehidupan nya berubah begitu saja. Dia Elvan, si pemberi k...