Setelah setengah jam perjalanan, akhirnya Malvo sampai di rumah orang tua nya.
"Assalamu'alaikum!" Suara itu menggelegar hingga penjuru ruangan.
Grea yang mendengar suara anak laki nya itu langsung keluar dari kamar. "Waalaikumsalam, ya ampun anak Mama akhirnya pulang juga," sambut Grea dengan pelukan hangat nya.
"Malvo kangen Mama."
Walaupun Malvo terkenal dengan sikap dingin dan kekejaman nya, ia tetap akan lembut bila bersama keluarga nya.
Grea melepas pelukan nya, lalu mengambil alih koper yang di seret Malvo tadi. "Kamu pasti cape, biar Mama masakin makanan dulu ya buat kamu."
"Eh gak usah Ma, Malvo mau ke Malvori dulu kangen anak-anak," cengir nya.
Grea mengacak rambut anak nya gemas, walaupun sudah besar tapi ia masih menggangapnya seperti anak kecil.
"Yaudah, tapi pulang nya jangan malem-malem, Papa kan juga mau ketemu sama kamu," peringatan Grea.
Malvo mengacungkan jempol nya, lalu pergi keluar. "Pak kunci."
Pak Towo yang sedang asik mengobrol pada security pun menghampiri Malvo untuk memberikan kunci mobil sport milik Malvo.
***
Ketika ia mulai memasuki rumah besar atau bisa di sebut mansion yang memang di jadikan basecamp anggota Malvori terlihat hening. Semua nya menunduk tidak ada yang berani menatap sang ketua.
"Dari banyak nya anggota, kalian gak becus jagain satu cewe?" ucap nya santai.
"Jawab bodoh!" Semua yang ada di dalam pun sedikit tersentak akibat bentakan Malvo yang begitu kasar.
Malvo menendang meja yang ada di depan nya. "Lo memang gak becus!" satu bogeman keras itu mendarat di kepala kanan Raka.
Raka sendiri pun tak berani untuk meringis sedikit pun, yang ada ntar ia akan mendapatkan double bogeman khusus.
"Lo semua bisu? Atau memang gak punya mulut!"
"M... Maaf Bang," lirih Lio sangat kecil.
"Siapa di antara kalian yang kirim E-mail itu ke gue? Gue pengen denger cerita asli nya, bukan lewat ketikan sampah gitu."
Hening. Keheningan itu menyelimuti mansion besar itu. Tidak ada jawaban dari salah satu nya. Padahal mereka tahu, jika tidak ada yang menjawab nya, itu akan membuat Malvo semakin marah.
Raka mendongak mencoba memberanikan diri. "E-mail itu bukan dari kita semua."
"Coba lo ceritain semua nya."
Raka pun menceritakan secara detail awal mula nya tentang Nares, ia juga menceritakan masalah Malvori dan Gion yang belum sempat terselesaikan.
Setelah mendengarkan nya, ada rasa bersalah ketika Malvo tahu yang sebenarnya. Ia sudah mencaci maki Adik nya tadi.
Tapi ada kesalahan juga pada anak-anak Malvori. "Bagus, gue suruh jaga dia dua puluh empat jam, trus kalian ngapain aja? Santai-santai? Atau pergi ke club tiap malem?"
"Sorry Bang, waktu itu kita gak tau kalo Nares mau pergi ke cafe haram gituan, dia juga gak bilang ke kita."
"Harus bilang gitu? Emang lo siapa dia, sampe kemana-mana harus bilang, gue suruh pantau, anjing!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD HUSBAND [END]
Teen FictionBiasain follow sebelum baca. Dia Grisel, si gadis lemah lembut. Dan dia berubah menjadi Nares, si gadis cuek dan bodoamat dengan segala hal. Berawal dari suatu malam yang seketika membuat kehidupan nya berubah begitu saja. Dia Elvan, si pemberi k...