08.00
Matahari kini sudah muncul kembali, tapi gadis itu kenapa belum siuman juga?
Elvan sedikit lega ketika dokter bilang kalau tidak ada yang serius pada pendarahan Nares, itu hanya pendarahan ringan. Sementara tubuh nya lah sedikit kritis, banyak luka-luka yang menempel hampir di setiap tubuh nya.
"Bang, gue pamit balik dulu, soalnya dicariin sama Mama." Memang cowo satu ini anak Mama sekali.
Malvo mengangguk, lalu membiarkan Lio untuk pulang. "Ntar agak siangan gue balik lagi ke sini."
"Thanks."
Hanya Lio lah yang pulang, lain nya masih setia terduduk di depan ruang ICU. Kecuali Elvan, cowo itu memaksa untuk menemani Nares di dalam. Tapi sampai sekarang, gadis yang di temani nya itu belum juga siuman.
"Ngapain aja sih di sana? Pules banget tidur nya," gumam nya menatap sendu istrinya.
Cowo itu sempat tertidur tadi, tapi hanya sebentar. Ia kira setelah ia bangun, Nares pun juga sudah bangun, tapi nyata nya tidak. Tangan nya sedari tadi terulur menggambar-gambar tidak jelas di atas perut buncit Nares.
Elvan tertegun ketika ada sebuah benturan kecil yang mengenai tepat di jari telunjuk nya. "Liat tuh Mama kamu, masa dari tadi gak bangun-bangun," omel nya.
"Dikira nunggu enak apa."
Sunyi. Hanya ada suara alat rekam jantung yang menanggapi nya. Ia menghela nafas panjang.
"Makan dulu nih."
Elvan hanya diam tak menerima tawaran dari Malvo. "Lo dari kemaren balum makan Van."
Tanpa aba-aba, Malvo langsung menarik tangan Elvan keluar. "Makan! Gue gak trima alasan dari lo."
Elvan mendengus, Malvo kira ia anak kecil yang harus di paksa makan begitu. "Iya-iya gue makan, orang kaga laper juga," gumam nya.
"Tinggal nurut, bandel banget sih."
"Aelah Bang, ngomel mulu sih kuping gue panas denger nya."
10.00
"Malvo! Kenapa gak cerita sama Mama!"
Malvo tercengang, bagaimana bisa Mama nya itu ada di sini? Dan siapa yang memberi tahu kan nya?
"Kenapa Mama bisa disini?" tanya nya heran.
Grea yang tadi nya marah kini merubah raut wajah nya menjadi sedih. "Gimana keadaan adik kamu?"
Malvo pun menyuruh Grea untuk duduk dulu, lalu menenangkan nya. "Nares gak kenapa-kenapa, tinggal nunggu dia siuman aja."
"Tadi Mama ke rumah Nares, tapi kata Bi Ina, Nares ada di rumah sakit ini."
Apalagi ini?
"Bi Ina? Salah orang kali Mama," ucap Malvo ragu, bahkan teman-teman nya itu sudah ketakutan sendiri.
"Enggak, tadi itu Bi Ina cuma bilang ke Mama gitu, tapi pas Mama tanya kenapa Nares bisa masuk rumah sakit dia nya gak ngejawab malah ninggalin Mama ke dapur gitu aja."
"bi Ina udah meninggal Ma kemarin, halu kali Mama."
Grea yang mendengar penuturan dari anak nya pun langsung tercengang. "Ah masa sih, kok Mama gak tau?" ujar nya mencari pembelaan.
"Mama kan sibuk kemarin nganter Papa siap-apa ke keluar kota, kalau pun di kasih tau pun Mama pasti cuma bisa kasih doa dari jauh aja," elak Malvo.
"Tapi tadi itu serius Bi Ina Malvo, Mama gak boong," geram nya sendiri.
"Rumah kosong Ma, ngada-ngada sih Mama nya."
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD HUSBAND [END]
Fiksi RemajaBiasain follow sebelum baca. Dia Grisel, si gadis lemah lembut. Dan dia berubah menjadi Nares, si gadis cuek dan bodoamat dengan segala hal. Berawal dari suatu malam yang seketika membuat kehidupan nya berubah begitu saja. Dia Elvan, si pemberi k...