"Lo itu gak pantes buat jadi istri nya Elvan."
"Gara-gara lo, gue jadi makin susah buat ngambil semua harta dia!"
"Miskin ya lo? Apa gak cukup duit dari hasil jual diri lo sendiri?"
Plak!
"Jaga ucapan lo cewe haram!"
Nares tetap melawan walaupun diri nya sudah penuh dengan lebam-lebam. Tidak masalah bagi nya jika tidak menyangkut pautkan dengan calon anak nya.
"Ck, lo lebih haram, lo itu setara dengan liur anjing," decak Nares.
"Tau apa lo tentang gue? Lo gak usah sok berani sama gue, jangan mentang-metang Abang lo itu si Malvo sialan, trus lo berlagak sok depan gue."
"Setelah lo bunuh Meyla sahabat gue, trus lo bunuh Bi Ina juga? Lo memang keterlaluan."
Jesly terkekeh. "Tadi nya sih gue gak mau buat bunuh Bi Ina, tapi si tua bangka itu sok buat ngelindungin lo, jadi kena sendiri deh akibat nya."
"Lepasin gue sialan!"
"Gue gak bakalan lepasin lo gitu aja, mudah gue punya pilihan, nyawa atau nurutin permintaan gue?"
"Gue gak akan mau kejebak sama pilihan bodoh lo itu, tujuan gue itu bawa lo pulang ke sang pencipta kembali."
"Hm, yang ada gue yang kirim lo ke Liang lahat."
"Sama anak lo," sambung nya, yang berhasil membuat emosi Nares muncul seketika.
"Balik yuk sayang, aku udah cape ngeladenin cewe aneh ini."
Gion yang sedari tadi hanya menonton dan menghisap rokok nya, kini bangkit lalu merangkul Jesly.
"Di sini lo gak bisa kemana-mana, jadi gak usah coba-coba buat kabur," peringatan Gion.
Setelah kedua nya pergi, Nares bisa bernafas lega. Ia bersender pada dinding yang sudah kusam, wajah nya mulai sayu tidak sekuat tadi.
Ia terus mencoba melepas ikatan tali yang terikat di tangan nya, tapi hasil nya nihil. Perut nya sedikit nyeri ketika merasa ada yang bergerak di dalam nya.
Perlahan air matanya jatuh begitu saja. "Van, lo di mana? Gue kangen," gumam nya.
"Bi Ina, maafin Nares ya, gara-gara Nares, Bibi jadi kena imbas nya. Nares cuma bisa do'a semoga Bibi ga kenapa-kenapa."
-
06.00Akhirnya pemakaman pun selesai.
"Makasih ya Bi udah jaga Elvan sama Nares, maaf Elvan gak bisa bales semua kebaikan Bibi, Elvan cuma bisa kirim do'a yang terbaik aja buat Bibi di sana."
"Gak bagus lama-lama sedih kek gini, sekarang balik udah mau ujan," titah Malvo.
Pagi di awali dengan cuaca yang dingin dan awan yang mendung, bagi orang lain cuaca di pagi hari seperti ini lah sangat cocok sekali untuk melanjutkan tidur masing-masing. Tapi tidak dengan Elvan, cuaca sangat mendukung kehancuran nya.
"Kenapa bisa seperti ini sih, kenapa kamu gak bilang sama Mama dari kemarin?" Ela yang sudah tau kabar ini pun langsung pulang dari luar kota nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD HUSBAND [END]
Teen FictionBiasain follow sebelum baca. Dia Grisel, si gadis lemah lembut. Dan dia berubah menjadi Nares, si gadis cuek dan bodoamat dengan segala hal. Berawal dari suatu malam yang seketika membuat kehidupan nya berubah begitu saja. Dia Elvan, si pemberi k...