4 bulan kini berjalan sempurna. Ya walaupun rumah tangga nya masih sama seperti biasa nya."Lima bulan lagi kira-kira, gue harus sabar," ucap gadis itu dengan nafas terengah-engah akibat membereskan rumah nya sendirian.
Suasana rumah itu sepi, ya walaupun sekarang masih sore. Nares mengambil handphone nya yang tergeletak di atas meja lalu menghubungi seseorang.
"Gue gabut nih, lo ke sini buruan," ucap nya lalu memutuskan telfon nya.
Setelah itu ia bangkit dari duduknya lalu bergegas untuk membersihkan diri. Ia ingin jalan-jalan.
15 menit kemudian...
Brak!
"Gak ngehargain gua banget sih, orang dari tadi salam bukan nya di jawab malah diem aja," dumel nya lalu menyelonong masuk ke dalam dengan emosi.
"Bangsat! Lo di mana?" triak nya yang masih dengan emosi menggebu-gebu.
"Apaan sih lo, dateng-dateng udah marah-marah aja," dengus Nares yang baru saja keluar dari kamar dan turun menemui sahabat nya.
Felisa membelalakan matanya ketika melihat Nares yang sudah siap dengan pakaian aneh menurut nya. "Celana? Hoodie? Emang ponakan gue gak kecekek?"
"Ini celana gak begitu kenceng," jawab Nares menunjuk celana putih pendek levis.
"Bilang aja lo pake gituan biar ga keliatan hamidun, ibu hamil mah bagus nya pake dress, lah ini apaan?"
"Brisik lo, udah ayo temenin gue jalan-jalan."
Tanpa pikir panjang, dua gadis itu langsung berlari ke keluar karna Nares yang menarik-narik Felisa tak begitu sabaran.
Felisa terus mendumel sepanjang jalan. "Tetep aja perut lo keliatan gede," kesal nya.
"Bacot banget sih lo dari tadi, sekarang kita ke Mall!"
***
Dua gadis itu antusias mencari apa yang mereka butuhkan, tapi Felisa sepertinya berbeda. Ia terus saja merengek minta ini itu yang di larang oleh Nares.
"Ini lucu banget, pasti ponakan gue suka banget!" ujar nya yang hendak mengambil mainan pesawat remot tapi di tahan oleh Nares.
"Ini baju nya bagus banget, gue mau kasih ini ke ponakan gue nanti."
"Ini dot nya lucu banget, beli ya Res kali ini aja."
Jujur Nares ingin sekali memusnahkan Felisa sekarang juga, bisa-bisanya gadis itu terus asal bicara tanpa memperdulikan Nares yang menahan malu akibat sikap nya.
"Lo itu bisa gak sih biasa aja, gue malu di liatin orang-orang," ucap Nares mendesis geram.
"Padahal gue pengen," ucap nya sedih.
"Ribet banget sih lo, kalo gitu lo aja yang hamil," ucap Nares tanpa sadar.
"Kamu hamil?" tanya seseorang yang mendekati mereka.
"Lo sih ngomong ga di jaga," bisik Felisa. "Kenapa emang nya?" sambung nya menatap gadis yang bertanya tadi.
Gadis itu menggeleng. "Jadi ini alasan kamu keluar dari sekolah?" balasnya beralih menatap Nares.
Nares kini bingung sendiri, ada suami nya di samping gadis itu yang kini tengah menatap nya benci. "Ya, kenapa?" bukan nya takut, Nares kini malah bersedekap dada santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD HUSBAND [END]
Ficção AdolescenteBiasain follow sebelum baca. Dia Grisel, si gadis lemah lembut. Dan dia berubah menjadi Nares, si gadis cuek dan bodoamat dengan segala hal. Berawal dari suatu malam yang seketika membuat kehidupan nya berubah begitu saja. Dia Elvan, si pemberi k...