"Di minum dulu nih minuman nya, jangan pada serem-serem gitu loh muka nya, Bibi kan jadi takut," ujar Bi Ina lalu meletakkan nampan yang di atasnya terdapat gelas berisi minuman."Makasih Bi, duh laper banget perut gue," ucap Lio lalu memegangi perut nya seolah-olah ia lapar.
Baru saja Bi Ina hendak membalas ucapan Lio, tapi sudah ke duluan oleh Nares. "Gak usah Bi, becanda doang itu mah sih Lio."
"Oh gitu ya Non, tadi nya Bibi mau masak kalo pada laper gini."
"Eh gak Bi, nanti pesen aja kalo laper, Bibi istirahat aja dari tadi kan Bibi beres-beres mulu, emang gak cape?"
"Yaudah Non, Den semua, Bibi masuk kamar dulu." Bi Ina sebenarnya tidak enak, tapi gimana lagi, toh diri nya itu sangat lelah setelah membereskan isi rumah dan membantu Nares untuk olahraga pagi tadi.
Lio menatap Nares kesal. "Gak peka banget sih lo," marahnya, yang langsung mendapat tampolan dan tatapan jijik dari Rael.
"Ah, lega banget gue."
"Yah, jus gue..." Niko sedikit kecewa. Jus jeruk nya telah tandas oleh pacarnya.
Gadis itu telah menghabiskan dua gelas jus. "Haus baby, nanti lo ambil sendiri aja ya di dapur."
Sudah tidak ada romantis-romantis nya, untung cowo itu sabar. "Iya deh iya, untung sayang, kalo gak udah gue ngap juga lu sekarang."
Pandangan Nares beralih pada Prisa yang hanya diam menyimak, tidak biasanya ia begitu. "Ikut ngobrol aja kali Pris, gak usah malu-malu kucing gitu."
Tanpa ada niat Prisa membalas. "Gue sariawan," jawabnya seadanya.
"Gue cabut dulu, ntar kalo ada info-info langsung telpon aja gue," bangkit Malvo mengarah pada Raka. Raka pun hanya mengangguk mengiyakan.
***
"Tumben lo gak main? Biasanya juga udah kabur."
"Enggak, gue mau nemenin istri gue aja disini.
Nares melepas kedua tangan Elvan yang melingkar pada perut nya. "Alay," ketus nya lalu menaruh kembali tissue nya pada meja rias.
"Kalo gitu gue pergi dulu," datar Elvan lalu menyambar jaket yang tergeletak di atas ranjang.
"Yah baperan," gelak tawa itu menggema di dalam kamar.
Brak!
"Ck, marah beneran."
1 jam kemudian...
"Ngapain lo mondar-mandir gitu?"
Nares langsung memalingkan wajah setrika ada yang membuka pintu. Ah, ia kira Elvan akan lama pulang nya.
"Lo dari mana sih, gak tau orang khawatir?"
"Gue cape pen tidur, besok sekolah."
Ah! Memang tidak bisa di khawatir kan memang cowo itu, sungguh Nares menyesal telah menghawatirkan Elvan.
01.00
"Van, gue gak bisa tidur."
Gadis itu terus menggoyang-goyangkan lengan Elvan, berharap suami nya itu akan bangun untuk menemani kegabutan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD HUSBAND [END]
أدب المراهقينBiasain follow sebelum baca. Dia Grisel, si gadis lemah lembut. Dan dia berubah menjadi Nares, si gadis cuek dan bodoamat dengan segala hal. Berawal dari suatu malam yang seketika membuat kehidupan nya berubah begitu saja. Dia Elvan, si pemberi k...