47. ADU MEKANIK

3.5K 134 1
                                    

15.00

"Gimana kondisi anak sama cucu Mama?" tanya Ela yang baru saja datang bersama dengan Reo.

Elvan bangkit dari duduknya. "Mama liat muka Elvan kaya apa?"

Menyedihkan, terlihat sangat frustasi. "Kedua nya?" ragu nya.

Elvan mendekap Ela, air mata nya mulai lolos membasahi pipi. "Mama, Mama sama Papa bantu Elvan ya do'ain Nares," ucap nya dengan suara bergetar.

Ela menghembuskan nafas panjang, laki-laki itu yang biasanya bersikap layak nya preman sekarang menangis.

"Iya tentu dong, oiya Bunda Grea sama Ayah Dio mana?"

"Tadi mereka udah ke sini, barusan juga pulang katanya mau beberes bentar nanti ke sini lagi."

Reo sangat jengah sekali. "Buruan, mana ini cucu Papa? Gak sabar mau liat, pasti mirip Papa," memang berbeda bapak-bapak satu ini sibuk sendiri.

Ela menyenggol lengan suami nya. "Sabar dong Pa," ketus nya.

"Ada di dalem," Elvan berjalan duluan lalu di ikuti oleh kedua nya.

Ela menatap Nares dengan pandangan tak tega. Biasanya jika ia datang, gadis itu akan tampak sangat ceria sekali. Dan mengadu semua nya tentang Elvan.

"Loh kok mirip kamu," ucap Reo.

"Ish Papa, ini anak nya Elvan!" tekan Ela.

Elvan bersedekap dada. "Tau tuh Papa."

"Nares, apa kabar? Mama dateng ini, kenapa kamu gak buka mata? Kamu gak kangen ya sama Mama?"

"Anak kamu juga pasti haus, pengen minum susu dari ibu nya," sambung nya beralih pada Nevan.

Ela melirik Elvan ragu. "Udah kamu kasih nama?" ia berharap belum dan jika sudah nama nya akan keren atau sebagai nya, asalkan tidak lah brutal.

"Nevan Rioslle."

"Asal kasih, kalau Nares tidak setuju bagaimana?" omel Reo.

"Jelas setuju lah," kekeh nya membuang muka.

"Ih liat deh, masa muka nya mirip Elvan sih Mah."

"Ya jelas lah, Elvan kan ganteng."

"Assalamu'alaikum!" pekik Dion, Lio, Niko, Malvo, dan Rael dengan tidak santai. 1 lagi gadis cantik yang tidak terlihat di belakang karna tinggi tubuh manusia-manusia brisik di depan nya.

"Balik-balik, udah kaga bawa buah tangan, dateng kaga nyantai juga, udah pulang aja lo semua," usir Elvan.

"Waalaikumsalam, eh udah pada dateng ya, masuk-masuk," sambut ramah Ela.

Reo meletakan Nevan kembali, lalu membalas saliman anak-anak muda ini.

"Mama sama Papa ada pekerjaan yang belum terselesaikan, jadi kita pamit pulang dulu ya, nanti kalau Bunda sama Ayah dateng, kirimin salam kita maaf soal nya belum bisa bertemu sekarang, mungkin nanti malam bisa ke sini kembali," ucap Ela.

Elvan hanya mengangguk. "Mama Papa pulang dulu ya Res, kamu cepet sadar dong sayang."

"Om sama Tante pamit, kalo kalian butuh sesuatu atau apa-apa minta aja di Elvan, yakan Van?"

Elvan menatap malas Papa nya. "Tenang aja om," sahut Felisa.

-

Di dalam sebuah ruangan yang lumayan lebar itu kini di jadikan tempat bermain.

Felisa dan para laki-laki itu kini sedang bermain monopoli dan ular tangga di lantai. Ya, kecuali Elvan. Ia sibuk menatapi istrinya.

"Sedih mulu Van, udah deh gue jamin Ade gue kaga kenapa-kenapa, cuma sekarang dia lagi ke bawa mimpi aja," ucap Malvo.

BAD HUSBAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang