Dua gadis itu kini sudah siap dengan korban nya. Yang satu membawa plastik berisi kecoa, dan yang satunya sudah menggulung baju bagian lengan nya, yang berarti sudah siap untuk bermain fisik.
"1"
"2"
"3"
Bruk!
Gadis yang di tarik rambut nya masuk ke dalam toilet itu terjatuh akibat hantaman Felisa yang begitu kasar.
"Kalian kenapa sih kasar banget," ucap nya yang masih terduduk. Tidak, ia ingin bangkit tapi di dorong kembali oleh Felisa.
"Lo bilang kasar? Gini doang? Lemah banget sih."
"Heh bitch! Lo itu perusak hubungan gue sama Elvan!" bentak Prisa.
"Elvan nya yang mau sama aku, jadi jangan salahin aku dong," bantah nya.
"Ya kalo bukan lo siapa lagi? Dateng-dateng ngambil cowo orang, gak tau diri banget sih," timpal Felisa.
Kini Prisa menahan kedua tangan Jesly agar Felisa bebas mengacak-acak wajah lemah gadis itu, hingga make up yang tak terlalu tebal itu berantakan begitu saja.
Ia terus memberontak. "Lepasin! Lepasin atau kalian aku laporin ke guru atas tindakan kalian bullying aku!"
Prisa yang mendengar itu, ia langsung melepas tahanan tangan Jesly, berbeda dengan Felisa yang malah menampar pipi kanan Jesly, hingga pipi yang awalnya terliat putih sekarang menjadi merah.
"Lo ngancem? Lo pikir gue takut sama ancaman abal-abal lo itu! Cewe kek lo, gak pantes di takutin!"
"Aku gak ngambil Elvan dari Prisa! Lagian apa salah nya aku deket sama dia atau pun sekalipun pacaran sama dia! Kalian gak ada hak atas itu semua!"
"Ngotak dikit dong, gue udah berhasil ngejauhin Nares dari Elvan, sekarang lo dateng-dateng ngerusak gitu aja? Coba aja lo gak dateng, mungkin gue udah tunangan sama dia!" balas Prisa tak kalah nyolot.
"Aku gak tau apa-apa tentang hubungan kalian, jadi jangan salahin aku!" Gadis itu perlahan mengeluarkan air matanya, sedangkan rambut nya sudah acak-acakan, dan wajahnya yang pun sudah mirip sekali dengan badut.
"Makanya kalo gak tau apa-apa itu mikir dulu, jangan asal deketin orang yang notabe nya masih cowo orang!" Felisa kini menoyor kerasa kepala gadis itu hingga ia sedikit terdorong ke belakang.
Jujur, Jesly sebenarnya sudah geram sekali, tapi ia tidak boleh melawan begitu saja. Ia bangkit untuk menghindar dan membenahi penampilan nya yang sekarang sangat buruk dan kacau.
Bruk!
"Mau kemana? Laper?" tanpa belas kasihan, Prisa merebut kotak makan berwarna maroon itu, yang sedari tadi Jesly genggam dengan erat. Lalu ia membuka nya dan membuang nya dalam closet.
"Jangan! Sialan! Itu bekal khusus dari Elvan lebih tepat nya Mama nya," ucap nya dan tersenyum mengejek pada Prisa.
Sebuah bekal yang Nares buat dengan spesial itu telah terbuang sia-sia.
"Ow, eum... Bukan nya sekarang Mama nya Elvan lagi keluar kota ya, hum..." ucap Prisa sambil mengetuk-ngetuk dagu nya, seolah-olah ia sedang berfikir.
"Gak usah sok tau, kamu itu bukan siapa-siapa dia!"
"Gue aja yang udah bukan cewe nya aja tau, masa lo yang deket enggak sih."
"Yang penting Elvan udah sama aku lagi! Gak akan ada yang bisa ambil dia dari aku, cuma aku cinta pertama dia!"
"Banyak bacot lo anjing," Felisa kini kembali mengajambak-jambak kasar rambut Jesly, tak lupa ia menyelipkan dua kecoa mati di rambut nya, sehingga ada aroma khas yang tersebar sempurna di kepala nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD HUSBAND [END]
Teen FictionBiasain follow sebelum baca. Dia Grisel, si gadis lemah lembut. Dan dia berubah menjadi Nares, si gadis cuek dan bodoamat dengan segala hal. Berawal dari suatu malam yang seketika membuat kehidupan nya berubah begitu saja. Dia Elvan, si pemberi k...