Bugh!
Satu pukulan keras itu kembali berhasil membuat kening Elvan kembali mengeluarkan darah.
Nares bangkit setelah menyenderkan tubuh Elvan pada pembatas lantai. "Mau lo apa sih Bang? Setelah lo hina gue, caci gue, trus lo mau coba juga bunuh suami gue?"
"Gue tau Res, kata-kata lo itu gak sesuai dengan kenyataan, Raka cerita sama gue tanpa ada kejadian yang lo alami terlewat gitu aja."
"Lo selalu di sakitin kan sama dia! Dia punya pacar, yang pacar nya itu sekarang minta di nikahin!" bentak Malvo.
Nares sedikit tersentak. Ia tidak pernah melihat Abang nya itu begitu marah padanya. Sekarang, Abang nya itu tampak seperti monster yang sebentar lagi akan menerkam mangsanya.
"Cowo kaya dia, gak pantes buat lo!" bentak nya kembali.
"Please... Ngertiin gue Bang."
"Apa kurang puas lo di sakitin sama cowo bajingan kek dia!"
"Yang bisa lo dapet cuma sakit hati!"
"Lo akan lebih malu ketika punya Ade yang hamil di luar nikah tanpa suami," ucap Nares.
"Cih, lo lebih bela dia yang sering bikin lo sakit hati dari pada gue yang jelas-jelas Abang lo sendiri!"
"Gue tau lo pasti marah sama dia, tapi bisa gak sih Bang, lo bicarain baik-baik bukan nya malah pake kekerasan gini."
"Gak ada yang bisa di bicarain baik-baik, selama masalah itu menyangkut tentang lo."
"Gue cape Bang, mending sekarang lo balik, dan bawa temen sialan lo itu."
"Masalah gue sama dia belum selesai, gue gak akan lepasin dia gitu aja."
Nares tak peduli apa yang Abang nya itu katakan, ia terjebak dalam masalah nya sendiri. Ia memang sudah merencanakan nya tentang hal ini, tapi di sisi lain ia juga tidak tega dengan Elvan.
"Bibi!"
Bibi yang sedari tadi hanya menonton pun tersadar lalu mendekat pada Nares yang mencoba membantu Elvan untuk bangun.
"Luka lo parah, gue bawa ke rumah sakit aja ya."
Elvan menggeleng. Sebesar itukah rasa sayang Nares pada nya? Bahkan Nares membela nya mati-matian agar ia tidak kenapa-kenapa.
"Kamar, gue gak kenapa-kenapa," ucap nya.
"Tapi... -"
"Gue mau jagain lo di sini."
Nares menghapus kasar air matanya, lalu membantu Elvan bangkit. Begitu juga dengan Bibi.
"Non duduk aja ya, biar Bibi yang obatin Den Elvan nya."
"Kalo gitu Nares ganti baju dulu Bi," ujarnya karna kaos putih itu sudah terpenuhi dengan darah.
Sebenarnya tadi Nares menyuruh Elvan untuk membelikan nya makanan, bukan karna ia lapar. Tapi ia ingin menumpahkan semua air mata yang tertahan. Ia tidak mau terlihat begitu lemah.
Setelah semua nya beres, Bibi kembali merapikan kotak P3K.
Elvan melirik sekilas istrinya yang sudah tertidur pulas di samping nya. Nares begitu terlihat kelelahan.
Ia mencoba meraih kepala gadis itu. "Ini semua salah gue, maafin gue," batin nya.
***
"Lu berdua kalah, berarti lo berdua traktir gue bakso Butin seminggu," bisik Diko.
"Curang lo anjir, mana bisa gitu," geram Lio, andai saja tadi Nares tidak menolong Elvan. Sudah bisa di pastikan ia akan menang taruhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD HUSBAND [END]
Teen FictionBiasain follow sebelum baca. Dia Grisel, si gadis lemah lembut. Dan dia berubah menjadi Nares, si gadis cuek dan bodoamat dengan segala hal. Berawal dari suatu malam yang seketika membuat kehidupan nya berubah begitu saja. Dia Elvan, si pemberi k...