02. TERINGAT

2.8K 193 0
                                    


Haii❤️

Apa kabar?

Jangan lupa buat vomment okay?

Follow akun wp aku yaa

Happy reading!!

....

Sudah dua minggu berlalu Resha menjadi murid di Sma Adijaya. Tidak ada yang tidak menyenangkan baginya karena selalu ada Vinda dan kawan-kawan yang setia mendampinginya. Situasi seperti ini memang sulit baginya, hidup dengan perasaan bersalah karena meninggalkan mamanya di Suarabaya tanpa berpamitan. Tapi apa lagi yang bisa ia perbuat selain melarikan diri?

Selama itu pula Kinar, mamanya selalu menerornya dengan umpatan seperti menyesal memiliki anak seperti Resha dan lain-lain yang mampu membuat hati Resha semakin terluka tapi tidak kasat mata. Setiap hari ia masih terus mencoba menguatkan mental, menutupi dari teman-temannya bahwa tidak ada yang pedih dari hidupnya.

Meskipun ketika malam ia rapuh. Menangis dengan kesendirian. Setidaknya itu yang membuatnya lega, menangis bukan berarti lemah justru itulah seseorang yang kuat sebenarnya.

Saat ini ia menatap seluruh anggota dikelasnya dengan tatapan sendu. Tak lama lagi mereka akan berpisah, walaupun baru kemarin ia bergabung disini. Ya, dia memang pindah saat seharusnya ia sudah akan lulus. Tapi tak apa, toh akhirnya ia juga bisa mempunyai kesempatan untuk mengenal manusia sebaik mereka.

"Sha! Lo kenapa sih, gue liatin dari tadi bengong mulu." ucap Vinda mampu menyadarkannya.

Ia tersenyum tipis kemudian menggeleng. "Nggak, cuma kepikiran aja. Bentar lagi kita semua lulus dan bakal pisah." Resha menghela nafasnya singkat. "Salah gue sih, kenapa nggak dari dulu-dulu aja pindah kesini biar bisa lebih lama lagi kenal sama kalian."

"Nanti kalau udah lulus kita kan masih bisa sempetin waktu buat reuni, kita semua akan tetap menjadi teman sampai kapanpun." kata Vinda seraya merangkulnya. Hatinya seketika langsung menghangat, ternyata seperti ini rasanya ketika mempunyai sahabat.

"Ada apa nih, rangkul-rangkulan segala?" tanya Andri yang tiba-tiba berada disamping bangku Vinda.

"Kepo!" ketus perempuan dengan kuncir kuda itu.

"Yaelah, jutek amat neng."

"Ndri apaan sih! Pergi sana, gue lagi nggak mood buat ladenin lo."

"Aduh neng Vinda lagi bad mood, kasian."

Vinda melotot garang kemudian menarik lengannya bersiap untuk menghabisi laki-laki menyebalkan yang pernah ada ini. Tapi suara Seno membuatnya menghentikan pergerakannya.

"Ndri sini woi! Jangan ganggu cewek-cewek." kata Seno.

"Sensi amat pak. Vinda cantik sih, tapi bukan selera gue. Jadi nggak bakal gue gebet." kata Andri membuat Vinda menoleh.

"Oh iya?" Vinda memutar bola matanya malas. "Jue juga ogah digebet sama cowok modelan kayak lo! Ewh, ceweknya banyak."

Selalu saja begini, Vinda dan Andri tidak bisa akur apapun keadaannya. Resha tersenyum karena tingkah mereka, walupun sering bertengkar tapi sebenarnya mereka saling menyayangi sebagai saudara sendiri, hanya saja keduanya gengsi untuk mengakuinya. Andri yang usil dan Vinda yang emosian, benar-benar satu perpaduan yang kontras.

VARESHA [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang