42. HADIR KEMBALI

1.2K 85 1
                                    


Haii❤️

Jangan lupa buat vomment okay?

Follow akun wp aku yaa

Happy reading!!

....

Suara rusuh datang dari pintu masuk kedalam markas Allies yang terdapat Zavi dan juga Leon sedang membopong Cakrawala yang tengah mabuk berat untuk masuk kedalam kamarnya.

Disana terdapat beberapa anak Melvalos juga yang sedang ikut kumpul gabungan yang biasa mereka lakukan setiap malam minggu. Mereka berpikir daripada keluar sendiri-sendiri dan berakhir tidak ada tujuan, lebih baik berkumpul dengan anak Allies yang sudah seperti keluarga sendiri.

"Ya Tuhanku, Kenapa bos gue berat banget." keluh Zavi yang keberatan dengan berat tubuh Cakra yang lebih besar darinya. Jika dilihat dari otot memanglah Cakra menang banyak karena sering menghabiskan waktunya untuk membentuk otot-ototnya di gym.

Saat mereka hendak masuk, separuh tubuh Leon tidak bisa masuk karena pintunya tidak cukup untuk tiga orang sekaligus masuk bersamaan.

"Yaallah, Bang Cakra kenapa?" Resha mendekati mereka dengan panik diikuti oleh Amel.

Namun bedanya, Amel terlihat sudah biasa menyaksikan pemandangan Cakra yang tengah tak sadar karena terlalu banyak mengonsumsi alkohol di club.

"Mabuk." jawab Zavi singkat.

"Astagfirullah. Kenapa bisa?" cecar Resha.

Beberapa orang disana membantu membopong Cakra untuk membawanya ke kamarnya. Sedangkan Kanay dibuat takut sendiri karena sama sekali tidak pernah melihat laki-laki mabuk secara langsung. Ia meremas lengan Dewa erat dengan tangan yang penuh dengan keringat dingin.

Dewa merangkul bahu Kanay erat dan menaruh kepalanya didadanya. Ia akan melindungi gadis itu meskipun ia tahu tidak akan terjadi apa-apa.

"Pulang aja?" tawar Dewa merasa kasihan kepada Kanay yang terlihat amat ketakutan.

Kanay sontak menegakan tubuhnya kembali mencoba sok berani, padahal dalam jantungnya berdetak kencang sehingga berasa ingin copot.

Ia menggeleng. "Nggak."

Cakra yang masih meracau menyebutkan nama kekasihnya Ghea, walaupun gadis itu telah meninggal dunia tapi tetap saja mereka belum sah memutuskan hubungan, jadi tetap sebagai sepasang kekasih bukan?

Tiba tiba ia menghentikan langkahnya saat netranya menangkap seseorang dengan rambut yang digerai membuat kesan cantik dimatanya. Ia terkekeh pelan membuat mereka merasa speechless karena melihat tawa Cakra secara live dan tidak ada paksaan dari pihak manapun.

"Lo cantik." Cakra menunjuk Kanay dengan telunjuknya. "Gue suka." sambungnya.

Kanay melirik Dewa yang terdiam membisu. Walaupun ia tidak memberi respon apapun kepada Cakra namun ia tetap merasa tidak enak kepada Dewa. Ia melingkarkan tangannya di lengan Dewa kemudian menyandarkan kepalanya dibahunya.

Dengan langkah gontai Cakra memghampiri Dewa dan memberi satu buah bogem mentah dipipi Dewa, semua terkejut pastinya. Apalagi yang mereka tahu sejauh Cakra dan Dewa kenal, tidak ada satupun masalah diantara mereka berdua. Tapi mengapa dengan tiba-tiba Cakra menyerang Dewa?

Dewa hanya diam. Ia memakluminya karena Cakra sedang tidak sadarkan diri bukan? Mungkin saja memang laki-laki itu memendam sebuah amarah dan melampiaskan pada dirinya. Namun entah mengapa ia merasakan ada yang janggal dengan tatapan Cakra kepada pacarnya.

Ia tidak bodoh untuk menyadarinya. Perlahan ia bangkit dari duduknya dan menarik tangan Kanay. "Kita pamit." ujarnya lalu menarik tangan Kanay untuk membawanya keluar dari markas Allies.

VARESHA [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang