55. SURPRISE

1.8K 102 1
                                    


Haii❤️

Apa kabar?

Semangat ya puasanyaaa!

Jangan lupa buat vomment okay?

Follow akun wp aku yaa

Happy reading!!

....

Vares dibuat bingung oleh tingkah istrinya yang sangat cuek padanya. Entah kesalahan apa yang ia perbuat, sehingga Resha benar-benar tidak mau berbicara kepadanya. Tadi pagi perempuan itu hanya berbicara secukupnya untuk sekedar memberitahu bahwa air untuk mandi dan sarapan sudah siap. Beberapa kali ia mencoba meneleponnya namun tidak satupun diangkat. Ia mengacak rambutnya frustasi kemudian menaruh ponselnya dengan kasar.

"Kenapa lo Res?" tanya Zamar yang baru saja masuk kedalam ruangannya dengan membawa kertas-kertas lalu menaruhnya dimeja Vares. Laki-laki itu mendudukan dirinya dikursi yang berhadapan dengan Vares.

Sudah berkali kali ia melihat Vares uring-uringan sendiri hari ini. Mungkin bila dihitung, ini adalah pertanyaan kedelapan yang ia lontarkan.

"Resha ngambek." jawabnya singkat. Kemudian mengambil ponselnya lalu mencoba menghubungi istrinya.

Zamar tertawa kecil, sudah ia duga pasti penyebabnya tidak jauh dari itu. Semua orang tahu bahwa Vares itu sangat bucin, sehingga tidak aneh lagi jika melihatnya seperti ini. Hampir setiap hari ia melihat kebucinan itu, untung saja imannya kuat seperti baja.

"Bentar-bentar gue bantu mikir." kata Zamar pada akhirnya, ia menaruh telunjuknya didagu membuat gaya seperti orang sedang berpikir. "Biasanya cewek kalo lagi ngambek itu gara-gara cemburu, kangen, atau nggak lo nya nggak peka atas sesuatu. Coba deh lo inget-inget lagi, mungkin nggak kalau lo nggak turutin apa yang dia mau?"

Vares menggeleng. Kemarin saja sewaktu ia berangkat kekantor istrinya masih baik-baik saja, bahkan menunjukkan tingkah manja seperti biasanya yang sering tidak mau ditinggal lama-lama, setelah pulang tiba tiba Resha bersikap dingin kepadanya. Oh ayolah, kenapa laki-laki itu serba salah dan perempuan merajuk tanpa mau menyebutkan apa kesalahannya?

"Nggak ada. Gue berangkat aja masih baik-baik aja, pas balik udah cuek sama gue."

"Wah kalau gitu gue udah nggak bisa bantu. Atau jangan-jangan lo selingkuh?" Zamar menatap Vares dengan tatapan penuh intimidasi.

"Pala lo!"

"Siapa tau aja, perempuan hamil itu kan sensinya masyaallah banget. Nah, pas lo balik dia curiga sama bau baju lo yang kecampur sama parfum cewek lain."

"Lo jangan ngadi-ngadi deh!"

Vares mengusir Zamar dari ruangannya, keberadaan asistennya itu malah membuat kepalanya semakin terasa berat. Bukannya memberi solusi yang ada malah menambah beban atas spekulasi tidak jelas yang dia buat. Setelah beberapa percobaan, akhirnya teleponnya diangkat juga.

"Assalamualaikum."

"Iya, waalaikumsalam." jawabnya dengan nada yang tidak ada naik turunnya. Hanya datar saja membuat Vares menghela nafas kasar.

"Kamu lagi ngapain?"

"Nggak ngapa-ngapain."

"Sayang kamu kenapa cuek banget sama aku sih, Aku ada salah? Kalau ada kasih tau dong. Kan aku bisa intropeksi diri, paling nggak aku bisa minta maaf sama kamu deh kalau aku salah."

"Nggak."

"Aaa sayang. Aku minta maaf ya kalau ada salahnya."

"Bukan lebaran, nggak usah minta maaf."

VARESHA [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang