44. JANGAN BENCI

1.2K 81 0
                                    


Haii❤️

Jangan lupa buat vomment okay?

Follow akun wp aku yaa

Happy reading!!

....

Dengan cepat Aksa membawa langkahnya menuju alamat yang tertera dikertas putih yang sedari tadi ia genggam. Saat ini ia hanya ingin segera sampai ke alamat yang ia tuju. Matanya memerah karena menahan air mata yang sedari tadi ia tahan agar tidak menetes keluar.

Banyak orang yang menatapnya dengan tatapan aneh, mungkin bagi orang lain dirinya terlihat seperti orang gila yang tengah mengejar sesuatu. Tapi memang kenyataannya, dia sedang mengejar sesuatu yang selama ini tidak pernah ia temui lagi.

"Mama." ia menghentikan langkahnya saat melihat seorang perempuan yang tengah menyiram bunga dihalaman rumah yang terlihat sangat megah.

Siapa perempuan itu? Ya! Manda.

Akhirnya setelah bertahun-tahun lamanya ia bisa bertemu kembali dengan Mamanya yang sudah ia rindu-rindukan. Setiap orang pasti merasakan hal yang sama dengan dirinya saat bertemu kembali dengan orang yang sudah lama tidak bertemu.

"A-Aksa." lirih Manda saat kepalanya menengok dan mendapati anak laki lakinya tengah berdiri dengan kedua mata yang memerah dan kini sudah mengeluarkan cairan bening.

Tangannya yang semula memegang selang yang mengeluarkan air sebagai minuman para tanamannya kini terjatuh. Kedua tangannya membekap mulutnya sendiri merasa tidak percaya bahwa Aksa akan mencarinya.

"Mama." ucap Aksa sekali lagi sambil berlari dan memeluk Manda erat. Ia menumpahkan tangisnya dipundak sang ibunda. Air mata yang menyiratkan kerinduan setelah delapan tahun lamanya tidak pernah ia memeluk ibunya seperti yang saat ini ia rasakan.

"Aksa." gumam Manda. Ia masih terdiam, bahkan ia belum mempercayai bahwa Aksa benar benar ada disini, sedang memeluknya erat.

"Iya Ma, ini Aksa."

Tangisan Manda pecah. "Mama minta maaf karena udah ninggalin kamu. Sekarang pasti kamu benci sama Mama." sesalnya.

Aksa menggeleng. Setitik pun ia tidak mempunyai rasa benci kepada Mamanya sendiri. Apapun yang terjadi ia sudah mengikhlaskan karena memang begitu takdirnya.

"Enggak Ma. Aksa nggak pernah benci sama Mama, Aksa kangen sama Mama. Selama ini Mama kemana aja, ninggalin Aksa. Aksa nggak bisa hidup kalau nggak ada Mama." isak Aksa mengadukan apa yang ia rasakan.

"Maafin Mama."

Aksa tersenyum, kini rasa rindunya sudah terobati. Apa yang ia impikan kini sudah terwujud, dan apa yang ia bayangkan kini telah menjadi kenyataan. Hanya satu keinginan seorang Aksano Kanendra selama ini yaitu ingin bertemu dengan Manda.

Sebegitu besarnya rasa sayang Aksa kepada Manda. Bahkan setelah semuanya terjadi, Aksa hanya tersenyum tanpa berteriak marah atas kenyataan pahit dimasa lalu dimana Manda saat itu meninggalkan mereka semua.

"Mama ngga bisa jadi Mama yang baik buat kalian." Manda menunduk. Menggenggam tangannya satu sama lain.

Aksa dengan mantap memegang kedua lengan ibundanya. "Mama, dengerin Aksa. Aksa nggak marah kok, karena Aksa yakin Mama punya alasan tersendiri yang nggak bisa mama ceritain semuanya ke kita. Sekarang yang terpenting Aksa udah bisa ketemu Mama dan Aksa harap Mama nggak akan pergi lagi ya Ma?"

Belum sempat Manda menjawab ucapan putranya, Reyya sudah lebih dulu keluar dari rumah.

"Mama itu siapa?" tanya Reyya dengan wajah yang mengerjap polos.

VARESHA [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang