39. RINDU

1.3K 97 0
                                    


Haii❤️

Jangan lupa buat vomment okay?

Follow akun wp aku yaa

Happy reading!!

- HAPPY NEW YEAR SEMUANYA!! Nggak nyangka udah 2022 aja, semoga kedepannya kita semua bisa berproses menjadi manusia yang lebih baik lagi versi kita sendiri. Tetap semangat dan tetap bahagia okey? Love youu!!♡ -

....

Cakra menatap bingkai foto yang berada ditangannya. Gadis itu, Ghea Nafa Orlee yang berada didalam foto tersebut adalah kekasihnya yang sudah lebih dulu meninggalkannya. Perlahan ia mengusap foto tersebut dengan ibu jarinya.

"I miss you so bad." bisiknya seolah gadis itu memdengar apa yang ia ucapkan.

Semasa hidupnya Ghea selalu memberikan kebahagian untuknya, tak pernah sekalipun ia berbohong dibelakangnya. Sepahit apapun kenyataan itu lebih baik Ghea jujur kepada Cakra walaupun akhirnya mereka akan bertengkar.

Matanya menatap langit-langit kamarnya menahan air mata yang hendak turun dari asalnya. Demi apapun ia rindu kepada gadis kecil itu. Baginya tidak ada yang lebih menyakitkan daripada ditinggalkan oleh orang yang ia sayang, dan ia sudah merasakannya.

Jujur sampai sekarang ia masih belum mau melupakan gadis itu dan mencari penggantinya. Itulah alasan ia masih sendiri hingga empat tahun setelah Ghea meninggal akibat sakit asma akut yang dideritanya.

"Tenang aja kamu masih jadi ratu dihati aku selain Amel dan Abel." Ia mengecup dahi Ghea lama sebelum akhirnya menaruh lagi bingkai tersebut dinakas samping ranjangnya.

Cakra melepas kaos hitam yang melekat pada tubuhnya hingga menampakkan tubuh atletisnya yang terdapat tatto salib pada leher depannya dan beberapa tatto lagi dipunggung dan dadanya.

Ia berjalan keluar dari kamarnya dan mendapati anggota Allies sudah ramai disana.

"Tumben kusut muka lo bos?" kata Zavi yang menyadari wajah Cakra berbeda dari biasanya. Memang sih seorang Cakrawala Heldion jarang menampilkan wajah ceria, namun mereka juga tahu jika saat ini Cakra sedang memendam sesuatu sendirian.

"Nggak." elaknya.

Ia mendudukan dirinya tepat disamping Revan. Pandangannya menatap keempat temannya yang sedang asik bermain play station namun pikirannya masih tertuju kepada gadis itu.

Terlalu banyak memori indah yang ditinggalkan oleh Ghea untuk dirinya. Gadis itu membawa pengaruh besar terhadap dirinya.

"Kenapa sih lo? kepikiran lagi sama Ghea?" Revan menepuk pundak Cakra yang tidak terbalut apapun.

Cakra hanya mengangguk. Mau berbohong pun mereka seakan tahu isi otaknya, jadi lebih baik ia jujur.

"I know it's hard sometimes. Ikhlas, itu adalah kuncinya. Lo inget? semua yang ada didunia nggak mungkin abadi semua pasti kembali ke Tuhan. Doain aja Ghea, pasti dia udah bahagia disana udah ketemu sama ayahnya. Dia juga sedih man liat lo kayak gini." kata Revan berusaha membuat sang ketuanya itu segera move on.

Ia tahu ini sulit, tapi ia juga tidak mau jika Cakra terus menerus berada dalam keterpurukan karena meninggalnya gadis yang dicintainya itu.

"Iya bos, dia juga nggak minta kali dipanggil ke-Tuhan secepet itu. Semuanya udah takdir, kita yakin lo bisa." imbuh Zavi yang sudah ikut mendudukkan diri tepat disamping kiri Cakra.

Ia mengangguk, ia akan mencoba mengikhlaskan kepergian Ghea dan terlepas dari keterpurukan yang selama empat tahun ini ia rasakan.

"Mau ke makam?" tawar Jemi yang mengerti keadaan Cakra yang pastinya sangat merindukan sang kekasihnya itu.

VARESHA [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang