09. PRIORITAS BAHAGIA

2.1K 154 0
                                    

Haii❤️

Jangan lupa buat vomment okay?

Follow akun wp aku yaa

Happy reading!!

....

Sudah tiga hari berlalu, dan tiga hari itu pula Resha dan Vares terus berdiam membuat teman temannya heran.

Vares masih berkecamuk dengan pikirannya. Apakah kelak ia bisa menjadi pemimpin yang baik untuk Resha? itu yang terus dipikirkan.

Hingga malam ini tiba, malam yang paling ditunggu oleh kedua orang tua mereka. Mereka sudah berada di salah satu kafe ternama di Jakarta.

Mereka masih terdiam, tidak ada suara kecuali suara dari pengunjung lainnya dan suara musik yang memang sengaja diputar di kafe tersebut.

Hingga akhirnya Malik berdeham untuk melepas keterdiaman mereka semua.

"Jadi bagaimana? Vares, apakah kamu bersedia menerima perjodohan ini?" tanya Malik.

"Saya tidak tau masih bisa membahagiakan papa saya atau tidak om. Saya pikir perjodohan ini adalah pilihan terbaik dari papa untuk saya, jadi selagi itu membuat papa saya bahagia saya bersedia menerima om," ucap Vares yang mampu membuat mereka semua tercengang.

Begitu pula dengan Diki, ia langsung menepuk bahu Vares dan berkata," Papa nggak maksa res, kalau kamu keberatan kamu bisa menolak perjodohan ini."

Vares menggeleng. "Nggak pa, Vares udah pikirin ini matang matang. Dan Vares udah yakin sama keputusan yang Vares ambil."

"Kalau Abel?" tanya Malik menatap Resha yang masih menunduk.

"Insyaallah yah, Abel bersedia." ucap Resha yakin.

"Alhamdulillah, kalau begitu pernikahan kalian akan dilangsungkan setelah kalian lulus, untuk tanggalnya kita nanti bahas lagi." ujar Malik.

Merasa anaknya butuh ruang untuk berbicara berdua, akhirnya Diki dan Malik berpamitan untuk menunggu Vares dan Resha dimobil.

Hingga kini tinggalah mereka berdua. Entah mengapa setelah menerima perjodohan ini, suasana menjadi lebih canggung berkali kali lipat daripada awal pertemuan mereka.

satu menit.

tiga menit.

lima menit.

sepuluh menit.

Hingga akhirnya Vares memberanikan diri untuk membuka suara.

"Lo nggak terpaksa kan buat nerima perjodohan kita?" tanya Vares ragu ragu.

Resha mendongakkan kepalanya menatap Vares sebentar kemudian mengalihkan pandangannya ke minuman yang telah ia pesan tadi dan mengaduk aduknya.

"Insyaallah enggak, kalau kita emang bener bener berjodoh mau gimana lagi??"

"Apa yang membuat lo nerima perjodohan ini? padahal ayah lo juga nggak memaksa dan bisa aja lo cari calon suami yang lebih baik dari gue dalam segala hal."

VARESHA [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang