51. MENERIMA

1.4K 101 0
                                    


Haii❤️

Apa kabar?

Makasih buat 4k readerss! Sederhana tapi berarti banget buat aku!!

Jangan lupa buat vomment okay?

Follow akun wp aku yaa

Happy reading!!

....

"Gue nggak terima bangsat! Vares jadi lupa ingatan gara-gara cewek itu!" desis Seno yang ditujukan untuk Auren. Selama ini mungkin ia masih bisa bersabar menerima segala tingkah laku Auren yang selalu saja merugikan Vares. Laki-laki itu sendiri yang memintanya agar tidak menaruh dendam kepada Auren, jika bukan Vares sendiri yang meminta tidak mungkin ia terus-menerus diam seperti itu.

"Kita harus cari dia sekarang!" katanya sambil menatap anggota Melvalos satu persatu. Emosinya sudah memuncak dan tidak bisa memberi toleransi pada perempuan yang telah menghancurkan kehidupan sahabatnya.

Berdasarkan apa yang terjadi, tidak seharusnya Auren melakukan hal senekat ini. Tindakannya sudah melewati batas, jika dipidanakan sudah pasti ia akan dipenjara. Seno sedikit menyayangkan keputusan dari Malik dan Diki yang membebaskan Auren begitu saja tanpa membawanya ke ranah hukum. Tapi ia juga tidak bisa berbuat lebih apalagi harus memaksakan kehendak mereka. Seno masih punya tenaga, jika mereka tidak mau maka ia sendiri yang akan melakukan.

"Jangan nekat Sen! Kita semua juga nggak terima atas apa yang terjadi, tapi lo jangan bertindak gegabah. Keputusan yang lo ambil saat dalam keadaan emosi nggak lain berasal dari setan." peringat Dewa selaku wakil ketua Melvalos.

"Lo pikir gue nggak dendam sama dia? Selama ini dia berbuat segitunya gue udah diem. Tapi apa? Bukannya berubah malah semakin menjadi." balas Seno menajamkan matanya.

"Gue setuju sama Seno, kita nggak bisa diem aja. Apapun yang udah terjadi, Auren harus menerima hukuman." kata Andri mulai terpancing omongan Seno. Mana ada teman yang rela jika temannya yang lain terluka?

"Lo lihat situasi dong! Saat ini Vares butuhin kita sebagai support sistem untuk membantu dia mengembalikan ingatannya. Masalah Auren biar jadi urusan keluarga mereka, toh mereka juga udah membebaskan dia. Artinya Om Diki sama Om Malik udah memaafkan Auren, kenapa kalian enggak? Kalian udah dewasa, seharusnya bisa menyikapi masalah ini dengan jernih." kata Bara menunjukan sikap dewasanya dalam menyelesaikan sebuah masalah. Sebenarnya masalah ini sudah selesai, tinggal kedua temannya ini saja yang masih tersulut emosi akibat tidak terima saat dokter mendiagnosa Vares yang mengalami amnesia.

"Dewasa? Persetan dengan dewasa! Gue nggak perduli. Vares temen gue, dan gue nggak terima atas apa yang terjadi pada Vares. Gue nggak perduli, kalau kalian nggak sepemikiran sama gue, Fine! Gue bisa jalan sendiri." Seno berkata demikian lalu meninggalkan mereka yang masih terdiam.

Mereka juga merasakan perasaan yang sama dengan Seno, tapi bedanya mereka tidak ingin memperpanjangnya karena merasa tidak pantas. Hal ini sudah menyangkut masalah pribadi, jadi mereka tidak berani berbuat lebih jauh. Cukup dengan memastikan Auren tidak berani mendekati mereka kembali dan berbuat hal-hal tidak baik lagi.

Seno adalah orang yang emosional, mereka mengerti itu. Maka dari itu mereka membiarkan Seno pergi terlebih dahulu, laki-laki itu tidak akan bisa menemukan Auren saat ini. Kemudian atensinya mengarah pada Andri yang masih diam ditempat, Andri tidak seperti itu. Ia cenderung lebih bisa mengontrol emosi dibanding Seno. Kemungkinan saja tadi sempat terbawa suasana dan akhirnya menyetujui apa yang dikatakan oleh Seno.

"Gue cabut, nggak bisa biarin Seno pergi sendirian, gue takut dia kenapa-napa." kata Andri lalu berpamitan untuk mengikuti kepergian Seno. Tak lama kedua anggota Melvalos itu sudah menghilang dari pandangan mereka. Semuanya bernafas kasar, bingung atas apa yang terjadi pada mereka.

VARESHA [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang