54. LDR

1.4K 100 0
                                    


Haii❤️

Apa kabar?

Selamat berpuasa semuanya!!

Udah 6K aja nih, padahal baru kemarin 4K. Makasih ya semuanyaa!!

Jangan lupa buat vomment okay?

Follow akun wp aku yaa

Happy reading!!

....

Rumah yang dibeli Vares pada salah satu perumahan elite pada saat itu, kini sudah ditinggali oleh keduanya. Alasan mengapa Vares memilih tinggal di perumahan ini karena penjagaannya yang ketat, jika tidak memiliki akses untuk masuk berupa id card maka tidak akan bisa masuk. Beberapa kali berbincang, Resha mengatakan tidak mau menyewa asisten rumah tangga karena ingin mengabdi sebagai ibu rumah tangga, maka Resha akan lebih sering sendirian dirumah. Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, Vares memilih perumahan ini.

Semuanya berjalan dengan baik, tapi yang namanya kehidupan tidak mungkin berjalan mulus. Seperti omongan tetangga yang membuat Resha sedikit kepikiran karena mereka menikah muda, tentunya banyak spekulasi yang dibuat oleh manusia manusia itu.

Malam ini, Resha sedang menata baju Vares dan memasukkannya kedalam koper. "Harus banget dua minggu ya? Nggak bisa kurang?"

Bisa dibilang ini adalah pertama kalinya mereka berpisah sementara dengan waktu yang cukup lama. Apalagi saat hamil Resha tidak mau jauh dari Vares, hal itu cukup membuat dirinya frustasi. Tapi Vares mempunyai tanggung jawab yang besar selaku pemegang perusahaan tersebut, maka ia tidak boleh melarangnya.

"Takut kangen ya kamu sama aku?" godanya. Resha mencebikan bibirnya kesal, selalu saja Vares menyebalkan seperti ini. Jika tidak sayang mungkin ia sudah menenggelamkannya ke rawa rawa, canda.

"Ya habisnya gimana lagi, aku kan juga nggak bisa batalin gitu aja, sayang."

Resha menunduk. Sebenarnya ia takut jika hal buruk akan menimpa Vares lagi. Ia menggenggam tangan Vares, menatapnya lekat dan kemudian memeluknya.

"Janji pulang dengan sehat?" Vares mengangguk.

"Janji selalu kasih kabar, dan video call setiap malam?" lagi lagi Vares mengangguk patuh. Seperti anak kecil yang patuh ketika diberitahu oleh ibunya.

"Janji nggak boleh kegoda sama cewek lain?"

Vares menahan tawanya, ternyata sedari tadi Resha mengkhawatirkan jika diri tergoda oleh perempuan lain. Padahal kan ia tidak minat sama sekali terhadap perempuan selain Aresha Mirabella, kenapa masih diragukan? Tapi ia memakluminya karena sifat cemburu itu sangat wajar.

"Janji."

Resha melanjutkan kegiatan awalnya yaitu menata baju Vares. Tiba-tiba Vares memeluknya dari belakang, ia memejamkan matanya menikmati perlakuan dari Vares. Setiap yang ada pada diri Vares begitu candu bagi dirinya, apalagi pelukan yang begitu menghangatkan, membuat dirinya selalu betah berlama-lama didekapan laki-laki itu.

"Aku pasti bakal kangen banget sama kamu." ujar Vares membuat hati Resha menghangat.

Vares membalikan badan Resha dan kemudian mengusap perutnya. Semakin besar kandungan istrinya semakin besar pula rasa khawatirnya akan keadaan kedua orang yang paling ia cintai itu. Semoga saja nanti saat persalinan, baik ibu atau bayinya sama-sama selamat dan dalam kondisi yang sehat.

Ia mencium bertubi-tubi perut Resha dibalik daster yang dikenakannya. "Kamu lagi apa disana?" tanyanya. Tendangan yang cukup kuat membuat Resha meringis karena merasa ngilu.

VARESHA [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang