47. TITIK MASALAH

1.2K 85 0
                                    


Haii❤️

Jangan lupa buat vomment okay?

Follow akun wp aku yaa

Happy reading!!

....

Ingat satu hal, ketika cinta itu datang karena Allah maka percayalah cinta itu tidak akan pernah mati.

....

'Kuncinya cuma satu Sha, lo cerai sama Vares'

Sial! Mengapa Resha terus memikirkan ucapan Auren terus menerus? Hingga tadi saat memulai kelas pun ia sama sekali tidak bisa fokus hanya kerena satu kalimat tersebut.

Kini semakin banyak orang yang menginginkan perpisahannya dengan Vares. Apa itu petunjuk bahwa sebenarnya mereka tidak pantas untuk bersama?

Matanya menatap danau yang terlihat tenang. Ia memutuskan untuk pergi kedanau yang ia lewati saat hendak pulang keapartemennya. Akhir akhir ini masalah terus menimpanya, kuat tidak kuat ia harus sanggup menjalaninya.

Tangannya melempar batu kecil kedalam kolam. Entah hanya halusinasi atau memang kenyataan, tapi lemparan itu membuat dirinya sedikit demi sedikit merasa lega. Seakan beban yang ia bawa lepas dan tenggelam ke dalamnya danau itu.

"Sendiri aja Neng?" ucap Amel yang tiba-tiba sudah duduk disamping Resha.

"Ngapain lo disini?" heran Resha. Jarak rumah Malik dengan danau ini tidaklah dekat.

"Suka-suka gue lah. Orang tempat umum juga, emangnya ada larangan buat gue dateng kesini?"

"Ya biasa aja kali, gue kan cuma nanya. Nggak perlu pake ngegas juga."

Amel terkekeh. Resha melirik Amel dari sudut matanya, bagaimana bisa ia memiliki saudara kembar yang sangat prik seperti Amel ini?

"Bang Cakra gimana?" tanya Resha sendu.

Amel ikut merubah raut wajahnya menjadi sendu pula. Semenjak kejadian Cakra mengamuk hari itu, laki laki itu sama sekali tidak pulang kerumah. Dimana keberadaannya pun tak ada seorangpun yang tahu. Rasa optimisnya yang berfikir bahwa Cakra tidak akan meninggalkan mereka kini sudah dimusnahkan oleh kenyataan, Cakra pergi meninggalkan mereka.

"Nggak ada kabar. Gue seketika merasa bersalah banget, andai aja gue nggak nutupin itu dari Abang, pasti semuanya nggak akan sejauh ini." Amel menitikkan air matanya. Sontak Resha memeluk Amel menyalurkan kekuatan bagi adiknya.

"Gue yakin pasti Abang pulang."

"Tapi kapan?"

"Sabar, kita tunggu aja. Pasti nanti Abang pulang."

"Lama." cibir Amel sambil menyeka air matanya. "Keburu gue ..." Amel tidak melanjutkan ucapannya membuat Resha kepo setengah mati.

"Keburu apaan?" desak Resha tak sabar mendengar kelanjutan ucapan Amel yang sengaja tidak dilanjutkan.

"Kepo!"

"Gimana kabar lo?" tanya Amel tiba-tiba. Resha tersenyum, ya! pastinya senyuman palsu.

"Alhamdulilah baik."

"Vares?"

"Baik."

"Bel?"

Resha menengok kearah adiknya yang terbengong menatap danau. Adiknya memang selalu terlihat ceria, walaupun ia tahu pasti ada sesuatu yang dipendam sendirian tapi Amel lah jagonya dalam perihal ini.

VARESHA [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang