56. END

3K 148 3
                                    


Haii❤️

Apa kabar?

Jangan lupa buat vomment okay?

Follow akun wp aku yaa

Happy reading!!

....

Perjuangan Resha akan dimulai sebentar lagi, jam menunjukkan pukul delapan malam dan baru mendapatkan pembukaan keempat. Ia meringis seraya memegangi tangan Vares yang senantiasa mendampinginya dari tadi. Kini Resha tahu mengapa kita harus benar-benar menghormati seorang ibu, perjuangan untuk membawa kita kedunia bukan hal yang main-main sakitnya.

Air matanya menetes disudut matanya, berkali-kali mencengkram tangan Vares karena saking sakitnya. Belum lengkap pembukaanya, masih ada enam pembukaan lagi sehingga baru bisa memulai persalinan. Ya Allah, berapa lama lagi ia harus menunggu?

Vares menatap Resha yang memejamkan matanya karena menahan sakit. Ia merasa tidak tega melihatnya, mau ia memberi suport sebesar apapun tapi ia tidak akan bisa merasakan sedikit saja dari sakit yang dirasakan oleh istrinya. Seketika ia membayangkan ketika Manda juga mengalami hal yang sama ketika berusaha melahirkan dirinya. Rasa sakitnya, pertaruhan nyawanya, pengorbanannya dan bisa-bisanya dulu ia membenci Manda? Oh, dia memang anak durhaka.

"S-sakit." rintih Resha membuat ia kembali tersadar. Ia mengecup dahi Resha berulang-ulang mencoba memberikan ketenangan walaupun ia yakin itu tidak berpengaruh apapun.

Saat pembukaan sudah lengkap, Resha baru bisa mulai mengenjan. Tubuhnya serasa dibelah menjadi dua, dari ujung kepalanya hingga kakinya terasa sakit sekali. Beberapa kali ia menarik napas kuat-kuat lalu mendorong sekuat tenaga namun nampaknya bayi yang sudah ia tunggu tidak kunjung keluar. Tenaganya sudah benar-benar dikuras habis pada saat pembukaan yang memakan waktu hingga berjam-jam lamanya tadi.

Tapi tetap tidak ada penyesalan yang ia rasakan karena memilih lahiran normal. Ia rasa semua ibu akan memilih jalan yang sama untuk persalinannya, dibanding dengan operasi caesar, mereka akan lebih memilih normal karena ingin merasakan menjadi seorang ibu yang sesungguhnya.

Ia berteriak sekencang-kencangnya seraya mendorong bayi tersebut agar segera keluar. Hingga akhirnya suara tangisan bayi yang pertama kali ia dengar membuatnya ia menjatuhkan kepalanya ke brankar. Semua meloloskan kalimat hamdalah saat bayi yang sudah mereka tunggu-tunggu selama sembilan bulan sepuluh hari akhirnya lahir juga.

"Selamat ya, si ganteng lahir dengan selamat dalam kondisi sehat." kata Dokter Diza yang memang dipercayai oleh Vares dan Resha untuk membantunya sejak kehamilan hingga proses persalinan.

Vares tersenyum haru, ternyata apa yang ia harapkan benar-benar dikabulkan oleh Allah. Anak pertamanya berjenis kelamin laki-laki. Ia menatap Resha kemudian mencium dahinya berkali-kali. "Makasih sayang, kamu hebat." kata Vares sebelum akhirnya Resha menutup matanya tidak sadarkan diri.

Vares panik tentunya, kemudian dokter Diza menjelaskan bahwa hal itu memang sudah sewajarnya terjadi. Seorang ibu yang baru saja melahirkan kebanyakan akan mengalami pingsan karena kehabisan banyak tenaga.

Hari ini menjadi hari yang patut mereka lingkari dengan tinta emas dikalender. Tuan Muda Danendra sudah lahir kedunia dengan kondisi selamatan tanpa satupun mengalami kecacatan. Laki-laki yang baru saja berusia sembilan belas tahun itu resmi menjadi papa muda dan kini tanggung jawabnya semakin bertambah. Ia tidak mau terbebani dengan hal tersebut, karena mau menikah muda tentunya ia juga sudah memikirkan matang-matang konsekuensi yang akan dia dapatkan.

Ia meneteskan matanya haru saat melihat bayi yang masih dipenuhi darah disekujur tubuhnya itu menangis saat diangkat oleh Dokter Diza. Sungguh, kebahagiaan yang tidak akan pernah ia dapatkan dari manapun. Dengan ini ia berjanji, akan memperlakukan istrinya seperti ratu dikerajaan dan tidak akan menggores hatinya sekecil apapun. Perempuan hebat itu telah berhasil membawa darah dagingnya kedunia ini.

VARESHA [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang