46. HANCUR?

1.3K 90 0
                                    


Haii❤️

Apa kabar?

Jangan lupa buat vomment okay?

Follow akun wp aku yaa

Happy reading!!

....

Suasana markas sangat ramai malam ini, ditambah lagi keberadaan dua perempuan yang saling melemparkan tatapan tajam permusuhan. Siapa mereka? Rana dan Leva. Mereka yang awalnya sedang asik berbincang bincang tiba-tiba dikagetkan dengan kehadiran Leva yang hadir tanpa diundang.

Masih ingat dengan Leva? Ya, dia adalah mantan pacar Andri yang sempat menolak saat laki-laki mantan playboy itu memutuskan hubungan mereka.

Andri memijat kepalanya yang terasa cenat-cenut mendengar suara cempreng kedua gadis yang pernah menjadi kekasihnya dalam waktu yang bersamaan itu.

"Apa?! Inget ya, lo itu udah jadi mantan. Nggak usah ngarepin dia lagi buat balik ke lo. Karena dia udah jadi punya gue." ujar Rana bar-bar.

Leva sesenggukan, memang dasarnya Leva ini seperti perempuan pada umumnya. Dia masih menyimpan perasaan kepada Andri sampai detik ini, tapi kenapa malah laki-laki itu balikan dengan mantannya yang sangat bar-bar?

Bukannya menjawab ucapan Rana, perempuan feminim itu malah memeluk tubuh Andri yang berada disampingnya. Menumpahkan air matanya dibahu laki-laki yang sangat dicintainya.

Rana hendak berdiri untuk menghampirinya, namun tangannya dicekal lebih dulu oleh Resha. Resha menggelengkan kepalanya memberi isyarat agar Rana tetap diam ditempatnya.

"Lo gila Sha?" sungut Rana marah.

"Lihat dulu apa yang akan terjadi."

"Mana bisa gue diem aja saat cowok gue dipeluk sama mantannya gitu?!"

Resha tetap diam, ia mengkode Rana agar tetap diam ditempatnya. Akhirnya dengan kasar gadis itu kembali duduk ditempatnya dengan kedua tangan yang bersedekap.

"Leva." panggil Andri tetap membiarkan Leva memeluknya.

"Gue minta maaf atas semua yang udah gue perbuat sama lo. Gue nggak akan buat pembelaan untuk diri gue sendiri, karena gue emang bener-bener salah. Kalau boleh milih lebih baik gue enggak pernah ketemu sama lo daripada gue harus bikin luka dihati lo." ujar Andri sungguh-sungguh.

"Lo cantik, lo baik. Pasti diluar sana-"

Leva melepas pelukannya lantas menatap Andri tak percaya. "Gue maunya lo Andri! Kenapa lo nggak ngerti-ngerti?"

"Setelah apa yang udah gue perbuat, lo nggak pantes berharap sama laki laki brengsek kayak gue." Andri menunduk. Ia mengakui kalau dirinya jauh lebih buruk daripada kata brengsek. Bahkan dirinya saja juga enggan memaafkan dirinya sendiri.

Leva terisak. Tangannya memegang dadanya yang terasa sesak saat Andri mengucapkan hal tersebut. "Lo bener, gue nggak seharusnya berharap sama laki-laki brengsek kayak lo!"

"Gue minta maaf." sesal Andri.

"Maaf lo nggak akan bisa merubah segalanya, hati gue udah hancur karena lo."

Leva benar, Andri tidak bisa merubah keadaan. Mengobati luka dihati Leva pun juga tidak bisa. Karena sejatinya gelas yang sudah terpecah tidak akan bisa kembali lagi menjadi utuh seperti semula, sama seperti hati Leva yang sudah terlanjur terluka.

"Gue sekarang ngerti, cinta emang nggak bisa dipaksakan. Sejak awal emang lo nggak cinta sama gue karena lo cintanya sama Rana. Untungnya gue sadar sebelum gue lakuin hal yang nekat dan bisa membahayakan kalian berdua." Leva tersenyum hingga memperlihatkan dua lesung pipi seraya tangannya mengusap air mata yang tadinya membasahi pipinya.

VARESHA [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang