34. KOTAK HITAM

1.8K 112 0
                                    


Haii❤️

Jangan lupa buat vomment okay?

Follow akun wp aku yaa

Happy reading!!

....

Dengan kecepatan diatas rata rata Auren melajukan mobilnya tanpa menghiraukan teriakan marah para pengendara yang lainnya. Ia tidak perduli dengan aksinya yang bisa merugikan dirinya sendiri dan juga merugikan oranglain, bahkan tindakannya bisa membuat celaka.

Ia ingin mengunjungi suatu tempat saat ini. Walaupun sedari tadi ia banyak sumpah serapah yang diucapkan oleh orang orang namun ia tetap melajukan mobil warna hitamnya tanpa mendengarkan sungutan orang orang.

Sesampainya ditempat yang ia tuju, ia segera masuk untuk menemui seseorang. Tapi langkahnya terhenti saat melihat kehadiran seorang pria yang mengenakan kemeja warna hitam dengan lengan yang dilipat hingga ke lengan.

Laki laki itu membawa sebuah bucket bunga yang kemudian ia letakkan disana. Tak lama laki laki itu pergi dan dengan cepat Auren segera menghampiri seseorang tersebut.

Namun berbeda, seseorang ini sudah berada didalam tanah. Ia menatap gundukan tanah yang terdapat batu nisan berbentuk salib yang bertuliskan;

Ghea Nafa Orlee
Wafat : 15 November 2017

"Hai apa kabar?" tanya Auren pada seseorang yang tidak mungkin bisa lagi menjawab setiap pertanyaan yang ia lontarkan.

Ia mendaratkan bokongnya tepat disamping gundukan tersebut tanpa memerdulikan celananya yang kini kotor akibat bersentuhan langsung dengan tanah.

Tangannya terulur untuk mengusap tanah dan batu nisan secara bergantian. Sebuah memori terputar jelas di otaknya, saat masa masa Ghea masih hidup dan masih bisa tertawa.

"Gue kangen sama lo. Lo nggak ada niatan buat bangun sebentar aja?" Auren menyandarkan kepalanya pada batu nisan tersebut.

"Tadi gue lihat dia datang, lo pasti juga lihat kan?"

"Lo tahu gue suka sama dia. Boleh nggak kalau lo lepasin dia buat gue?"

"Sekarang gue kembali lagi ghe jadi orang jahat. Lo pasti disana kecewa lihat gue yang sekarang. Gue minta maaf, gue nggak tahu lagi gue harus gimana."

"Setelah kehilangan lo gue jadi hilang arah. Gue nggak tahu apa tujuan hidup gue sekarang."

"Kenapa harus lo yang pergi duluan? lo tahu gue nggak bisa apa apa tanpa lo, lo sahabat terbaik buat gue. Gue harus apa? gue harus sama siapa?"

"Ghe gue kangen sama lo." lirih Auren kemudian menundukkan kepalanya agar tangisannya tidak dilihat oleh orang lain.

Sudah empat tahun berlalu namun Auren masih merasa sangat terpukul atas kepergian Ghea dari hidupnya. Jika boleh memilih ia ingin ikut pergi bersama Ghea untuk selama-lamanya daripada ia harus ditinggal seorang diri didunia yang sudah melelahkan ini.

Berkali kali ia mencoba untuk mengakhiri hidupnya, namun takdir berkata lain. Tuhan belum mengijinkan ia untuk pergi karena adanya seorang Rafael Grizzen seorang penjaga kehidupannya. Bahkan tak jarang laki laki itu yang mengurus dirinya.

Tiba tiba ada sebuah tangan mengusap air mata yang membasahi pipinya dengan lembut. Auren mengangkat kepalanya untuk melihat siapa orang itu.

VARESHA [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang