26. SAYANG AYAH

1.3K 105 0
                                    


Haii❤️

Jangan lupa buat vomment okay?

Follow akun wp aku yaa

Happy reading!!

....

Vares menunduk merasa bersalah, saat ini sudah ada Malik dan Diki berada didepannya. Seolah menghakimi dirinya tentang apa yang telah terjadi pada Resha.

Bukan, bukan Malik yang terlihat lebih marah melainkan Diki. Laki laki itu terlihat sangat marah ketika tahu kejadian sebenarnya.

"Kenapa kamu biarin Resha ke markas sendirian? kamu ini laki laki Vares! semarah apapun kamu ke Resha tapi nggak seharusnya kamu biarin di malam malam ke markas sendirian!" omel Diki sambil menatap tajam anaknya yang menunduk itu.

"Lihat papa!" Vares mengangkat kepalanya menatap kedua bola mata papanya.

"Dimana letak tanggung jawab kamu?! dia calon istri kamu! gimana bisa kamu arghh-" Diki meraup wajahnya frustasi, saat ini ia hanya malu kepada Malik karena anaknya tidak bisa menjaga amanah yang dititipkan kepada Vares untuk menjaga Resha.

"Sudah sudah ini sudah berlalu." lalu tatapan Malik beralih ke Vares yang masih menatap papanya penuh rasa bersalah.

"Vares, kali ini kamu tidak bisa melaksanakan amanah yang saya berikan kepada kamu. Tapi ini bukan masalah, saya tau kamu juga punya kehidupan pribadi jadi saya maklumi itu." Vares semakin merasa bersalah lagi.

"Kali ini saya maafkan kamu, tapi jika kejadian ini terulang lagi saya tidak segan akan mengambil Abel dari kamu, tidak perduli jika kalian sudah sah menjadi pasangan suami istri."

Vares mengangguk, sebenarnya ia juga merasa takut apabila sewaktu-waktu ia lalai dalam menjaga Resha dan akhirnya Malik memisahkan ia dengan Resha.

"Iya om insyaallah sekuat tenaga saya, saya akan menjaga Resha. Dan sekali lagi saya minta maaf om atas kejadian ini."

Malik mengangguk, "Laki laki sejati tidak perlu berjanji kalau dia tidak bisa menepati janjinya."

Mereka terdiam, tak lama ada seorang dokter keluar dari ruang vip yang disewa untuk Resha, ia baru saja selesai memeriksa keadaan Resha.

"Maaf, ini dengan keluarga pasien?" tanya dokter itu.

"Iya saya ayahnya."

"Begini pak, keadaan pasien secara fisik memang sudah membaik. Tapi saya rasa mentalnya benar benar down saat ini, jadi saya harap setelah pasien siuman nanti jangan diingatkan dengan masalah yag menimpa pasien akhir akhir ini."

"Karena mentalnya akan semakin memburuk. Dimohon untuk para kerabat dan saudara lebih banyak menemani pasien dan mengiburnya agar mentalnya membaik."

Malik, Diki dan Vares sontak langsung mengangguk patuh membuat dokter itu menahan tawanya. Mereka bertiga terlihat sangat kompak seperti anak anak yang sedang dinasehati oleh ibunya.

"Yasudah kalau begitu, saya pamit dulu. Untuk saat ini pasien sudah boleh dijenguk tapi jangan terlalu bising."

"Baik dok terimakasih."

Kemudian mereka bertiga melangkahkan kaki nya mendekati kamar inap Resha, Vares berhenti dan menatap Malik seakan memberi kode untuk masuk terlebih dahulu.

Malik masuk dan kini tinggalah Diki dan Vares. Vares masih terdiam tak berani membuka suara terlebih dahulu, ia tahu betul bagaimana papanya jika sedang marah.

"Sebentar lagi Sargas sama Aksa mau kesini." Vares langsung shock mendengarnya. Sargas jika marah bisa lebih menyeramkan dibanding Diki.

Meskipun ia adalah ketua geng, namun itu bukanlah alasan untuk tidak takut kepada abangnya satu itu, karena Sargas adalah mantan ketua geng baddas yang ditakuti banyak orang.

VARESHA [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang