33. APARTEMEN VARES

2.1K 122 0
                                    


Haii❤️

Jangan lupa buat vomment okay?

Follow akun wp aku yaa

Happy reading!!

....

Hari ini Resha dan Vares berpindah ke apartemen milik Vares yang merupakan pemberian dari Diki dua tahun yang lalu. Ketiga putranya memang sengaja ia beri masing masing apartemen dengan lokasi yang berbeda sebagai bentuk warisan juga.

Untuk kedepannya terserah jika apartemen yang ia belikan akan ditempati ataupun dijual semuanya ia serahkan kepada ketiga putranya tersebut.

Sebenarnya Vares ingin tinggal dirumah yang ia beli dengan uangnya sendiri. Tapi ia berniat untuk mengumpulkan uang lagi agar ia bisa membangun rumah sesuai kemauan Resha dan kelak bisa ia tempati bersama keluarga kecilnya.

Setelah sampai di apartemen Vares mereka langsung membersihkan tubuh mereka yang terasa lengket dan selepas itu mereka melaksanakan sholat isya berjamaah pertama kali sebagai pasangan suami istri.

Dengan masih memakai mukena, Resha berjalan keluar menuju balkon yang hanya berbatasan pintu kaca menembus kamar utama yang kini menjadi kamar Resha dan Vares.

Ia menatap langit, mengagumi setiap keindahan langit yang telah Allah ciptakan sedetail-detailnya. Bintang bintang gemerlapan dan berhamburan dengan bentuk yang berbeda beda menambah kekaguman Resha kepada langit pada malam ini.

Tiba tiba Vares datang mengejutkan Resha. Laki laki itu nampak membawa secangkir coklat panas yang baru saja ia seduh untuk Resha. Ia tahu dari Amel kalau Resha sangat suka meminum coklat panas, apalagi saat malam.

"Nih." ucap Vares sambil menyodorkan secangkir coklat panas tersebut ketangan Resha.

"Makasih. Buat lo mana?"

"Gue nggak suka coklat panas." lalu Vares ikut mendudukkan diri dibangku yang sama dengan Resha, karena bangku tersebut cukup panjang jadi bisa ditempati oleh sekitar empat orang dewasa.

"Kita udah nikah, tapi belum banyak tahu tentang satu sama lain." ucap Vares memecah keheningan.

"Lo mau denger cerita apa dari gue?" tanya Vares membuat Resha menatap wajah Vares dari samping.

Resha terdiam sebentar untuk menimang jawaban yang akan ia ucapkan. "Tentang mama lo?" kata Resha ragu ragu.

Kini laki laki itu yang terdiam membuat Resha merasa tidak enak karena menanyakan hal yang cukup membuat Vares tidak nyaman.

"Kalau lo keberatan nggak usah-" ucapan Resha terpotong karena Vares tiba tiba menjawabnya.

"Dulu mama sama papa sering berantem. Itu membuat gue kesel sama mereka dan gue lebih milih buat tinggal sama nenek gue, bareng Aksa dan bang Sargas. Tapi setelah itu mereka jemput gue dengan keadaan yang setahu gue mereka udah baik baik aja. Disitu gue merasa senang karena gue pikir keluarga gue akan kembali akur seperti dulu lagi."

"Tapi ternyata semuanya palsu. Ternyata dibelakang gue mereka sering berantem secara diem diem, bahkan mereka udah sampai pisah kamar. Nggak lama kemudian tiba tiba mama pergi dari rumah dan nggak pernah pulang."

"Waktu itu gue terlalu polos untuk mengetahui semuanya. Gue menyesal kenapa nggak cegah mama biar nggak pergi, yang saat itu mama pamit ke gue mau berangkat kerja ke luar negeri."

"Sejak saat itu gue benci mama. Kenapa mama harus ninggalin gue? apa salah gue?" dapat dilihat bahwa Vares sangat rapuh, tapi tidak ia tunjukkan secara terang terangan.

VARESHA [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang