Prolog

4.4K 306 3
                                    

"Jay, kamu udah siap, sayang?"










Jay yang lagi berdiri di depan kaca menoleh ke arah sumber suara. Suara lembut itu berasal dari wanita paruh baya berumur sekitar 50-an yang tentu saja masih cantik dan terlihat awet muda.

Wanita anggun dengan gaun panjangnya itu tersenyum memperhatikan putra semata wayangnya dengan setelan jasnya yang membuat penampilannya terlihat makin sempurna hari ini.

"Udah, bun. Mau berangkat sekarang?" jawab Jay

"Ayo berangkat sekarang. Jake pasti udah nyariin kamu. Yuk!"

Sejujurnya masih ada rasa sakit setiap Jay menghadiri suatu acara pernikahan. Itu semua karena suasana pernikahan membuatnya mengingat masa lalunya yang tidak akan pernah dia lupakan seumur hidupnya.

Seolah mengerti maksud dari senyuman terpaksa di bibir Jay, bunda Risa kembali khawatir.

"Jay, are you okay?" tanya Bunda

"Aku udah baik-baik aja sekarang, bun. Nggak usah khawatir, oke?"

Bunda Risa berjalan masuk ke dalam kamar yang lumayan luas dan bergaya klasik itu. Dia menghampiri Jay yang masih terdiam di depan kaca lalu mengelus punggungnya dengan lembut.

"Bunda ngerti, Jay. Kamu tenang aja, bunda bakal terus berdiri di samping kamu. Tahan sebentar, oke?" kata Bunda Risa yang kemudian kembali berjalan keluar dari kamar Jay

Sebelum keluar dari kamarnya, Jay merapihkan sedikit dasinya. Pandangannya beralih pada cincin emas putih yang masih tersemat di jari manis tangan kanannya. Dada-nya pun kembali sesak dan detik itu juga dia jatuh tersungkur di lantai.

Bruugh!!

"Jay!!"

Bunda Risa yang belum jauh dari kamar Jay pun berlari masuk kembali ke dalam kamar. Dia mencoba mengangkat tubuh Jay dan berusaha membuat Jay berdiri walaupun akhirnya gagal. Jay terus memegangi dadanya yang semakin lama semakin terasa sesak.

Ini semua karena tiba-tiba aja terlintas di kepalanya bayangan senyum seseorang, yaitu senyum yang akan selalu dia ingat seumur hidupnya.

"Jay, please! Tenang sayang..."

Bunda Risa terus mencoba menenangkan Jay yang sekarang masih sekuat tenaga melawan sakit di dadanya. Bunda Risa pun terus memeluk erat Jay yang udah mulai menangis.

"Aku kira aku kuat dan udah baik-baik aja. Ternyata nggak bun, aku belum baik-baik aja bahkan sampe sekarang.."

Kata-kata Jay lumayan membuat hati bunda Risa yang selama ini selalu teriris setiap melihat putranya tersiksa pun menjadi semakin sakit. Kalau dia diberi satu permintaan, dia hanya ingin putranya ini kembali bahagia.

"Tenang Jay, tenang. Bunda disini.."














"I've been too dependent on you, Nat"

-Jay Park-















~~~

Until I Can See You ( JAY ) ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang