Mata alivar terus tertuju pada wajah mamah nya yang sangat pucat. Mata yang tertutup rapat, suara detak jantung yang slalu melemah membuat alivar benar benar berharap tidak akan terjadi sesuatu pada mamah nya.
Sudah hampir 8 bulan, mamah nya koma dan tidak sadarkan diri disini.
"Mah, kapan bangun?."Tanya alivar. Ia akan slalu mengucapkan kata ini, walau terdengar bosan, tapi ia sangat berharap kalau mamah nya benar benar bangun.
"Jangan tinggalin alivar ya? alivar butuh mamah."Gumam nya pelan sambil mencium punggung tangan mamah nya berkali kali.
Notice di hp nya membuat alivar mengalihkan pandangan nya dan mengambil hp di saku nya. Wajah nya berubah seketika melihat gambar yang di kirim oleh seseorang yang tidak alivar kenal.
Sialan! Berani berani nya dia melakukan ini dengan kondisi mamah nya yang sedang koma.
Alivar mengepalkan tangan nya, dan memasukkan hp nya di saku lalu menatap kembali wajah mamah nya."Alivar akan slalu ada buat mamah."Ucap alivar pelan.
"Alivar pergi dulu ya mah? nanti kalau urusan alivar udah selesai, alivar balik lagi."Alivar berdiri dari duduk nya, mencium kening sofia lama dan keluar dari ruangan itu.
Ia juga tidak lupa untuk menitipkan mamah nya pada suster pribadi yang ia bayar untuk menjaga mamah nya jika ia sedang sekolah dan sibuk.
Di perjalanan, ia menancap gas nya kencang, tidak peduli dengan banyak teriakan orang orang yang memberitahu nya.
Saat sampai di rumah, ia melihat keadaan rumah yang memang sudah cukup sepi. Tanpa menunggu waktu lama, alivar masuk ke dalam rumah dan berjalan menghampiri papah nya.
Sorot mata tajam milik alivar kini bertemu dengan mata milik rama.
Satu tonjokan mendarat di pipi Rama dari alivar. Ia menonjok papah nya habis habisan tanpa ada rasa kasihan sedikit pun."Manusia brengsek! bajingan!."Maki alivar.
"Alivar stop! papah kamu bisa ga sadar!."Ucap Sandra mendorong alivar untuk menjauh dari suami nya.
Nafas rama tidak beraturan saat di beri pukulan oleh alivar. Ia menghempas sandra dan membalas pukulan alivar tidak kalah sengit."Anak kurang ajar! berani kamu memukuli saya hah!."
Alivar mendorong papah nya membuat lelaki setengah paruh baya itu tersungkur di hadapan nya.
"Gue ga akan hajar lo kalau lo ga nikah sama cewe murahan kayak dia!."Tunjuk alivar pada sandra.
"Stop! dia mamah kamu!."
"Anjing! disaat mamah gue ngelawan hidup nya, dan lo seenaknya nikah sama dia! lo gila ram?!."Bentak alivar membuat rama ingin kembali menghajar alivar namun di cegah oleh sandra.
"Jaga bicara kamu! saya sudah tidak peduli dengan sofia! wanita penyakitan! dia banyak menghabiskan uang saya! biarkan saja, sebentar lagi juga dia mati!."
Plak!.
Rama memegang pipi nya saat alivar menampar nya dengan begitu keras.
"Yang harus jaga bicara itu lo!. Lo liat sandra, istri nya sakit aja sama dia di tinggal, lo mau senasib sama mamah gue?."Tanya alivar pada sandra membuat wanita itu terdiam, tidak tau harus menjawab apa
"Pergi kamu dari sini!."
"Gausa lo suruh juga gue bakal pergi! lelaki bangsat, pantes buat cewe bangsat!. murah!."Ucap Alivar tajam yang benar benar membuat sandra tergores. sial! kenapa mulut anak itu terlalu tajam.
Setelah naik ke atas motor nya, ia kembali pergi ke rumah sakit. Ia hanya ingin memberi pelajaran pada lelaki kurang ajar itu. Bahkan alivar juga tidak ingin di lahir kan menjadi anak rama.
Alivar menghela nafas dan kembali masuk ke dalam ruangan mamah nya.
"Makasih sus, biar saya aja yang jagain mamah saya."Ucap alivar saat sudah di dalam ruangan mamah nya.
"Baik, nanti bisa hubungi saya jika perlu bantuan lagi."Alivar mengangguk dan membiarkan suster itu pergi dari ruangan mamah nya.
****
Saat sedang terburu buru melihat ke arah tas, rain tidak sengaja menabrak seseorang di pengkolan koridor.
"Eh, sorry ya. gue buru buru tadi."Ujar rain yang perlahan mendonggak.
"Alivar?."Ucap rain lagi sambil meringis pelan, menatap banyak nya luka lembab di wajah lelaki itu.
"Sorry juga, gue juga tadi salah ga liat liat."Ucap alivar yang memang sudah mengenal rain, adik dari atlas, sahabat nya.
Rain mengangguk anggukan.
"Yaudah, kalau gitu gue pergi dulu."Langkah alivar yang tadi nya ingin pergi meninggalkan rain, terhenti saat gadis itu mencekal lengan nya lebih dulu.
"Luka lo bisa infeksi kalau ga di obatin, nih, pake ya."Ujar rain menyodorkan kotak p3k kecil pada alivar.
"Gue gapapa ko."
"Gue tau kok, itu pasti sakit. obatin, jangan lupa. kalau gitu gue pergi."Ucap rain yang langsung pergi meninggalkan alivar.
"Makasih rain!."Teriak alivar, rain menoleh sekilas dan mengangguk sebelum benar benar pergi dari hadapan alivar.
Alivar terdiam, menatap kotak di lengan nya. kenapa harus rain? kenapa tidak kayla?.
"Kay!."Panggil alivar dengan senyuman dan menghampiri Kayla yang seperti nya baru saja datang.
Kayla memberhentikan langkah nya dan menatap alivar malas. seolah olah tidak peduli dengan luka di wajah lelaki itu."Apa?."Tanya kayla malas.
"Bisa tolong obatin wajah gue."Ujar alivar menyodorkan kotak p3k itu pada Kayla yang sama sekali tidak di ambil oleh gadis itu.
Bukan nya mengambil, Kayla malah menghempas kotak itu dan terjatuh ke bawah."Tangan lo ga lumpuh kan? atau cacat? perlu gue amputasi? jadi, pake sendiri."Ucap Kayla tajam sambil memasuki kelas nya.
Alivar tersenyum pedih, dan mengambil kotak itu."Bahkan orang lain lebih peduli di banding pacar gue sendiri."Gumam nya pelan.
"Aduh aduh! cowo kayak lo tuh emang pantes tau ga di gini in? mikir, Kayla itu ga suka sama lo. jadi mending lo pergi dari hidup kayla!."Ucap Arthur yang baru saja datang.
"Rebut pacar orang aja bangga!. cuih!."Ucap alivar yang langsung pergi meninggalkan Arthur.
......
APA KABARNYA?.JANGAN LUPA TERUS DUKUNG CERITA INI. DAN SEMOGA KALIAN SUKA SAMA CERITA NYA.
BTW, JAGA KESEHATAN!.
DAN TINGGALKAN JEJAK KALIAN DENGAN VOTE AND COMEN UNTUK PART INI.
SEE YOU NEXT PART AND HAVE A NICE DAY!!♡♡

KAMU SEDANG MEMBACA
ALIVAR (END)
Dla nastolatków[FOLLOW SEBELUM MEMBACA! DILARANG KERAS UNTUK PLAGIAT!.] "Gue slalu ngerasa kalau tuhan ga adil. dia ga kasih gue celah kebahagian, dia ga pernah denger gue. gue cape. berkali kali gue bilang dan teriak kalau gue cape. tapi tuhan ga pernah denger gu...