Gue bego, karena tindakan gue sendiri buat gue takut untuk kedua kalinya.
᠃ ⚘᠂ ⚘ ˚ ⚘ ᠂ ⚘ ᠃
Baru 35 kali putaran, ia merasa degupan jantungnya sangat tidak normal. Bahkan terasa nyeri di bagian dadanya.
"Akh.. Kenapa sakit banget, God.." batinnya dengan terus berlari.
"Hosh.. Hosh.. Hosh... Kurang 15 lagi guys" peringat Kafeel menyemangati teman - temannya.
"Hosh.. Iya semangat!" teriak Zidan dan Becca bersamaan.
Sedangkan, Gabriel sedari tadi memperhatikan Sasha yang tampak pucat dan mulai berlari pelan.
Sasha merasa dirinya tertinggal lumayan jauh mulai berlari sekencang mungkin untuk menyusul di belakang Becca.
Ia merasakan dadanya semakin sakit, apalagi di bagian dada kanannya. Sekelebat pandangannya menjadi hitam dan sekelilingnya terasa berputar. Tapi, ia tetap memaksa untuk tetap menjalankan hukumannya.
"Hosh... hosh.. FINALY!!" teriak Zidan dengan napas tersenggal - senggalnya.
Gabriel, Kafeel, dan Becca juga merasakan hal yang sama. Mereka semua beristirahat di pinggir lapangan dengan meluruskan kedua kakinya masing - masing.
Berbeda dengan Sasha. "Gu-gue ke toilet dulu ya!" pamitnya yang langsung berlari menuju ke kamar mandi.
Sesampainya di depan pintu kamar mandi perempuan. Pandangannya mendadak kabur dan tak sanggup untuk membuka knop pintunya.
Ia mulai memegang kembali dan perlahan membuka pintu tersebut. Ia langsung duduk di atas closet.
"Akh.. Tuhan.. Sakit banget.." lirihnya sambil memegang dada kanannya.
"Sakit banget.."Ia tetap memegang dada kanannya sembari berdoa kepada Tuhan untuk menolongnya. Karena ia tak tahu harus berbuat apa, ini baru pertama kalinya ia merasakan sakit di bagian dadanya.
"God.. Please help me.. Aku minta maaf kalau aku salah.. Tapi, ini sakit banget.." lirih Sasha pelan agar tidak menggema dan terdengar oleh orang lain.
10 menit, ia masih dengan posisi yang sama. Tetap tidak ada hasilnya, kepalanya terasa semakin berat dan napasnya semakin pendek.
Tok.. Tok.. Tok..
"Sha? Sasha?" panggil seseorang yang Sasha kenal suaranya.
Dirinya langsung bangkit berdiri dan membuka kunci pintu kamar mandinya.
Becca terkejut melihat penampilan Sasha. "Lo nggak papa? Wajah lo pucet banget, Sha," ucapnya panik dengan menggandeng Sasha keluar dari kamar mandi.
"Ga-papa, Bec. Ke-capean aja kok" balasnya pelan dengan mengatur napasnya.
"Tangan lo dingin Sha. Gue anter ke uks ya?" tawar Becca khawatir melihat kondisi Sasha.
Sasha menggeleng lemah dan kekeuh tak mau. Ia takut, kalau dirinya kenapa - kenapa.
"Gue gapapa, Bec. Lo balik aja, takutnya Kak Kelvin ada disana malah nambah masalah lagi... Ntar gue nyusul kesana" ucap Sasha meyakinkan Becca agar tidak terlalu khawatir dengannya.
Becca tampak berpikir sebentar. "Beneran.. Lo gapapa?" tanyanya memastikan.
Sasha mengangguk dengan wajah masih pucat. "Udah sana," usirnya.
"Kalo ada apa - apa, lo harus bilang gue ya!" ucapnya lagi sebelum meninggalkan Sasha sendirian.
"Iya." Dirinya mencoba tersenyum untuk menutupi kesakitannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHAVINA [ SELESAI ]
Romance[ FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM MEMBACA, TERIMAKASIH ] Note : Karakter di cerita ini beragama Nasrani ya 🙏 Salam Toleransi 🙏 CERITA INI BELUM DIREVISI !!!! UNTUK HAL NEGATIF, JANGAN DITIRU! AMBIL HAL POSITIFNYA AJA YA 🙏 "Setiap orang punya garis ta...