4'6

3.5K 219 73
                                    

"Gue nyaman sama lo, Bec."
'Gabriel Alvanzio Melvan

᠃ ⚘᠂ ⚘ ˚ ⚘ ᠂ ⚘ ᠃

Motor merah milik laki - laki tersebut kini berada di garasi rumahnya sendiri. "ISTRI MACAM APA KAMU HAH?! JADI ISTRI NGGAK BECUS!"

Teriakan itu terdengar jelas di telinganya. "Anjing." umpatnya.

Dirinya bergegas membuka pintu dan masuk ke dalam dengan tergesa.

Prangg

"Hiks.. M-maaf.." rintihan seorang wanita paruh baya yang kini terduduk di lantai.

"STOP. ANJING." teriaknya emosi.

"Ma.. Mama nggak kenapa - napa kan?" tanyanya.

Mamanya hanya menggeleng lemah dan mengelus lengan tangan anak sulungnya.

"BERANI YA KAMU HINA SAYA?! SAYA SITA FASILITAS KAMU!" ancam papanya.

Gabriel berdiri dan menatap papanya dengan penuh kebencian.
"Cih, emang selama ini gue hidup dari lo? Tanpa adanya lo. Nggak ada pengaruhnya di hidup gue. Ceraiin mama dan pergi dari sini."

Plakk!

"Sembarangan kalo ngomong. Sampai kapanpun. Saya nggak akan pernah ceraiin dia." ujarnya.

"Anjing. Mati lo bangsat!"

Tangannya terangkat untuk menonjok pria paruh baya tersebut. Namun, pergerakannya dicegah oleh mamanya.

"Hiks.. Nak.. Jangan.." larang mamanya.

Terdengar tawaan menggelegar. "Tuh lihat.. Mama kamu cinta sama saya," sombongnya.

Mata coklat maniknya memandang mamanya yang kini menggeleng pelan tidak setuju. Napasnya memburu, seakan ingin membunuh pria tersebut sekarang juga.

Tangannya mengepal kuat sebentar yang kemudian memilih mengalah demi perempuan yang dicintainya. Ia berjongkok dan menuntun mamanya untuk berdiri.

"Gabriel temenin mama masuk ya" ucapnya dengan merangkul pundak mamanya yang dijawab anggukan lemah.

Gabriel menuntun mamanya pelan - pelan hingga masuk ke dalam kamar.

"Ma.. Are you okay?" tanyanya pelan.

Mamanya mengangguk pelan. "Iya, nak. Jangan benci papa kamu, disini mama yang salah. Jangan berantem sama papa ya, nak. Tetep sayangi dia seperti kamu sayang mama."

Deg.

Tidak mungkin hal itu terjadi. Dirinya teramat benci dengan pria yang berstatus papanya itu.

"Aku nggak janji, Ma. Mama istirahat aja ya. Yang tadi jangan dipikirin, kondisi kesehatan mama penting buat Gabriel," ucapnya sendu.

Selepas memastikan mamanya tertidur pulas, kini dirinya beranjak pergi menemui pria brengsek yang menghancurkan kebahagiaan 2 orang kesayangannya.

Namun.. Matanya tak menangkap sosok tersebut disana. Langkahnya kembali berjalan menelusuri setiap inci rumahnya.

"Iya, tunggu ya sayang. Habis gini aku kesana. Muach" ucap seseorang yang tertangkap oleh telinga Gabriel.

Dirinya kenal dengan suara tersebut. Tak perlu lama lagi, ia mendorong punggung sosok tersebut dengan kakinya hingga terhuyung kedepan.

"Bangsat!" umpatan itu keluar dari mulut pria paruh baya tersebut.

Gabriel hanya menaikkan alisnya dan menatap dengan penuh kebencian.

"Dasar anak anjing."

"Lo lebih keji dari anjing. Bahkan sebutan anjing terlalu bagus untuk seorang suami kayak lo. Ceraiin mama dan pergi dari sini sama selingkuhan lo."

ARSHAVINA [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang