2'6

6.6K 384 2
                                    

"Lo polos atau emang nggak peka sih, Sha?"

᠃ ⚘᠂ ⚘ ˚ ⚘ ᠂ ⚘ ᠃

"Lo ngapain sendirian disini?" tanya Kelvin dengan menghampirinya.

"Lagi nungguin si Gabriel pesen sate, Kak," jawab Sasha seadanya. Memang benar dirinya sedang menunggu.

Kelvin langsung melihat ke arah sederetan orang yang sedang mengantri. Matanya menangkap sepasang mata yang sedang menatapnya. Namun,  Ia tak mempedulikannya dan memilih menoleh kembali ke arah Sasha.

"Udah daritadi?" tanyanya lagi.

"Nggak sih, barusan aja. Kakak juga ngapain disini?" tanya balik Sasha.

"Nyamperin lo."

Sasha hanya ber-oh ria. "Terus?"

"Nubruk"

"Ish! Yang bener Kak"

"Kan bener, kalo terus ya nubruk"

"Iya juga si ya..."

Kelvin tersenyum melihat kepolosan Sasha. "Sha! Cari tempat duduk yuk" ajaknya.

Sasha mengangguk. "Kak Kelvin peka deh." balasnya.

"Emang. Lo nya aja yang nggak sadar."

Sasha tak menjawab perkataan Kelvin, lantaran dirinya tahu arah pembicaraan mereka akan kemana.

"Eh tapi, bentar Kak. Gue bilang Gabriel dulu, nanti dia nyariin," pamit Sasha yang langsung pergi ke arah Gabriel.

Kelvin hanya diam dan melihat dari kejauhan.

"Gab!" panggil Sasha.

"Apa?" jawabnya dengan menaikkan dagunya.

"Gue cari tempat duduk dulu ya sama Kak Kelvin biar kita makannya enak. Gapapa?" tanya Sasha sedikit tak enak saat menyebut ketos edannya itu.

"Iya. Nanti kabarin gue aja, lo duduk dimana." jawab Gabriel dengan senyumannya.

Deg.

Sasha tersihir dengan senyumannya.
"Sialan! Manis!" batinnya.

Sasha tersenyum dan mengacungkan kedua jempolnya membuat Gabriel tertawa melihat tingkahnya.

"Gue pergi dulu ya," pamit Sasha yang dijawab anggukan oleh Gabriel.

Ia langsung berjalan berbalik ke arah Kelvin. "Kak Kelvin! Ayo!" ajaknya semangat.

Kelvin hanya menjawab dengan deheman dan berjalan di sebelah Sasha. Pasalnya, ia sedikit cemburu melihat interaksi keduanya.

"Kak! Disitu yuk? Kosong tuh" ujar Sasha ketika melihat 1 meja kosong yang terletak di ujung halaman.

"Boleh." jawab Kelvin singkat.

Mereka berdua pergi menuju bangku tersebut dan mulai duduk bersebelahan. Lebih tepatnya, Kelvin yang duduk di sebelah Sasha.

"Oh iya, kakak nggak pesen makan?" tanya Sasha memulai pembicaraan.

"Tadi lo nggak pesenin gue juga?" tanya balik Kelvin membuat Sasha mengernyit heran.

"Loh? Kakak mau sate juga?"

"Nggak. Bentar, gue pesen makan dulu" pamit Kelvin membuat Sasha merasa bersalah lantaran tak memesankan untuknya.

"Si edan kenapa sih? Jadi aneh" herannya dalam hati.

ARSHAVINA [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang