5'6

3K 215 18
                                    

"Itu gue!"

᠃ ⚘᠂ ⚘ ˚ ⚘ ᠂ ⚘ ᠃

"Boleh." jawab Sasha menyetujui ajakannya.

Mereka berdua pergi ke dalam dapur. "Bec, lo sama Gabriel kenapa bisa nggak masuk barengan?" tanya Sasha to the point.

Becca tersentak kaget dan menjatuhkan mangkok yang dipegangnya.

Prangg.

"H-hah?"

Sasha ikutan terkejut melihat mangkok yang dijatuhkannya. Ia mengambil mangkok itu. "Eh lo nggak papa?" tanyanya khawatir.

Becca mengambil mangkoknya dan menggeleng cepat. "Nggak kok, nggak papa. Emang Gabriel juga nggak masuk?" tanyanya netral.

"Nggak. Makanya gue nanya sama lo."

"Ohh, gue nggak tahu soal itu. Sha! Minta tolong ambilin telur di kulkas, boleh?" ucapnya mengalihkan pembicaraan.

Kening Sasha mengerut curiga. Ada yang aneh dibalik ini semua. Tapi, ia berusaha untuk tidak menampakkannya.

"Boleh. Mau berapa?" tanyanya dengan berjalan ke arah kulkas.

"4. Kan orangnya ada 4." tambah Becca yang sibuk menyiapkan bahan lainnya.

"Ijin buka ya," ijinnya sebelum membuka kulkas yang diangguki Becca sebagai jawabannya.

Mereka berdua sibuk memasak nasi goreng dengan situasi yang canggung. Tidak ada pembicaraan apapun selain membicarakan masakan mereka.

Sudah 20 menit, mereka memasak dan kini saatnya menuangkan ke dalam piring masing - masing.

"Taraa!! Udah jadii!!" ucap riang Becca setelah menatanya dengan rapi.

"Wih baunya enak nih!" sahut Zidan sembari berjalan ke arah dapur.

"Gue tunggu di depan ya!" tambahnya yang mendapat tatapan kesal dari Becca.

"Ck. Lo kira gue babu lo apa! Ambil sendiri." ketus Becca.

"Lo nggak kasihan apa sama kita? Kita habis sekolah loh! Lo mah enak rebahan dari tadi," cerca Zidan tak terima.

"Rebahan? Mulut lo! Gue capek anjir nyuci sprei nggak ilang - ilang nodanya."

"Noda apa, Bec?" kepo Sasha dengan menyendokkan nasi goreng ke dalam mulutnya.

"Darah sialan." ceplos Becca cepat.

"Mens?"

"Bukan!"

"Lah terus apa?"

"Itu gue!"

Kerutan tercetak di wajah Zidan dan Sasha. Berbeda dengan Kafeel yang sudah paham dengan maksudnya.

"Apa sih, Bec? Yang jelas kalo ngomong!" kesal Zidan.

"Itu gue, Ziii" gemasnya yang sedetik kemudian langsung menutup mulutnya.

Pergerakannya itu membuat otak Sasha langsung menangkap maksud dsri perkataannya barusan. Begitu pula dengan Zidan.

"Jangan bilang lo.."

"Aduh! Goblok anjir!" batin Becca cemas.

"Lo udah nggak perawan?" tanya Kafeel dengan nada yang berubah dingin.

Becca terdiam. Dirinya bingung harus jawab apa sekarang.

"Gue tanya sekali lagi. Lo diperawanin siapa? Jawab?!" teriak Kafeel emosi.

ARSHAVINA [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang