SELAMAT SIANG
MENJELANG SORE!!JANGAN LUPA BINTANGNYA YAA!!
HAPPY READING!!
᠃ ⚘᠂ ⚘ ˚ ⚘ ᠂ ⚘ ᠃
Suasana ruang ICU kini tegang, peluh keringat membanjiri pelipis pria muda berprofesi dokter itu. Dirinya menggunakan alat defibrillator untuk merangsang jantung gadis lugu ini agar bisa kembali normal.
Percobaan pertama belum membuahkan hasil. Kemudian, dirinya melakukan percobaan yang kedua, lalu beralih menatap layar monitor.
Grafik yang sempat menurun tadi, kini meningkat perlahan. Namun, tidak lama kemudian berbalik menurun.
Tanpa berlama - lama, dirinya kembali melakukan percobaan ketiga. Kali ini benar - benar berharap bisa memberikan sedikit nyawa bagi gadis polos yang usianya masih sangat muda.
Bip. Bip. Bip.
Bunyi layar monitor sudah berangsur normal, begitu pula dengan grafiknya yang sudah stabil. Terdengar hembusan nafas lega yang mengakhiri kegaduhan sedari tadi.
"Pasang alat bantu oksigen. Jangan pernah dilepas dalam jangka waktu yang lama." titahnya seraya memantau grafik yang sudah kembali normal.
"Baik, Dok."
"Suntikan obat di dalam infusnya." perintahnya kembali dengan menatap wajah pucat yang hampir membuatnya jantungan.
Kedua kelopak mata yang terpejam, pipi yang mulai tirus serta bibir pink yang memudar itupun membuatnya benar - benar tak siap kala mengingat hari yang terus berjalan. Apabila dihitung hanya sisa 6 hari.
Itu untuk ukuran medis, tidak dengan takdir Tuhan. Kejadian seperti ini sudah berkali - kali dilihatnya. Namun, baru kali ini benar - benar membekas di hati kecilnya.
Tidak bisa dipungkiri, gadis yang menjadi pasiennya ini mampu menarik hatinya yang sudah lama kosong. Dirinya bisa merasakan apa yang dirasakan Kelvin sebagai sang kekasih.
Tepat lima tahun lalu, seorang laki - laki berhasil menyelesaikan masa sekolah kedokteran spesialis jantung. Tujuannya hanya satu, yaitu untuk menyelamatkan nyawa perempuan yang sangat dicintainya.
Kasusnya pun sama dengan gadis yang tengah terlelap dipantau layar monitor ini. Gagal jantung kanan. Penyakit ini lebih parah dibanding dengan bilik kiri, lantaran penyumbatan di bilik kanan adalah akibat dari kerusakan pada bilik kiri.
Sifat keras kepala pun menjadi kepribadian abadi wanitanya. Semua obat - obat yang diberikannya tidak pernah habis. Alasannya hanya satu, wanitanya tidak suka minum obat.
Terlebih, selalu saja berpikiran bahwa penyakitnya ini sudah tidak bisa disembuhkan, jadi percuma mengonsumsi benda berbentuk pil itu dengan jumlah yang banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHAVINA [ SELESAI ]
Romance[ FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM MEMBACA, TERIMAKASIH ] Note : Karakter di cerita ini beragama Nasrani ya 🙏 Salam Toleransi 🙏 CERITA INI BELUM DIREVISI !!!! UNTUK HAL NEGATIF, JANGAN DITIRU! AMBIL HAL POSITIFNYA AJA YA 🙏 "Setiap orang punya garis ta...