2'7

5.2K 358 8
                                    

"Tuhan... Lagi?"

᠃ ⚘᠂ ⚘ ˚ ⚘ ᠂ ⚘ ᠃

Keesokan harinya, mereka sedang bersiap untuk mata pelajaran olahraga.

"Ck. Hari pertama malah ada pelajaran olahraga," omel Becca yang sedang duduk di sebelah Sasha.

Sasha mendengus. "Iya, jam pertama lagi.."

"Makanya! Ini siapa sih yang bikin jadwal? Coba kalo dia yang ngerasain" omelnya lagi.

"Kayaknya guru deh" balas Sasha sembari mengeluarkan seragam olahraga dari dalan tasnya.

"Ck. Kan dia juga pernah jadi murid, masa tega kayak gitu." omelannya terus berjalan seiring ia mulai mengambil seragam olahraganya.

"Lo ngomel mulu kayak emak - emak dah" celetuk Kafeel tiba - tiba.

"Anjir! Lo yang emak - emak."

"Lo."

"Lo"

"Lo."

"Lo"

"Berisik woi." teriak Gabriel merasa kesal mendengar perdebatan keduanya seperti anak kecil.

"Dasar emak - emak."

Becca yang kesal langsung berdiri  menghampiri Kafeel dengan membawa bukunya.

Buk!

Becca memukul lengan Kafeel dengan buku yang ia bawa.

"Bangke. Sakit gila!" keluh Kafeel sambil mengusap lengannya.

"Ck. Lemah lo! Baru segitu aja sakit," balas Becca meremehkan.

"Sinting. Merah nih liat." Kafeel memperlihatkan lengannya yang memang merah.

"CIEE.. CIEE.. BALIKAN IHIY ASOY!" celetuk Asep dari bangku belakang.

"Gila!" kesal Kafeel.

Gabriel melihat Sasha yang sedang tertawa melihat kelakuan kedua temannya itu pun berniat menghampirinya.

Dirinya memutuskan untuk berjalan ke arah bangku gadis itu.

"Sha, gimana semalem? Aman?" tanyanya.

"Sama Kak Kelvin?" tanya balik Sasha yang mendapat anggukan darinya.

"Aman kok, santai," jawab Sasha dengan tersenyum.

"Terus? Kalian ngapain?" rasa penasarannya mendadak tinggi.

"Nggak ngapa - ngapain, cuma ngobrol doang kok," jawab Sasha seadanya. Ia tak mungkin memberi tahu bahwa dirinya menerima kado dari ketosnya itu.

Gabriel sedikit tak percaya. Namun, ia tak mau terlihat terlalu penasaran.

"Lo kemarin pulang jam berapa, Gab?" imbuh Sasha.

"Jam 11."

"Loh? Itu malem banget loh Gab, lo ngapain sampe semalem itu?" Sasha terheran.

"Gue nungguin lo, jaga - jaga aja." jawab Gabriel santai.

Deg.

Seperti biasanya, jantung Sasha sudah tidak aman. Namun, kali ini berbeda.

"Kenapa lo nungguin gue?" tanya Sasha sedikit penasaran.

Gabriel terdiam. "Gue nggak ngerti perasaan gue ke lo apa. Tapi, entah kenapa gue ngerasa gue harus ngejagain lo.. " batinnya.

ARSHAVINA [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang