4'3

3.6K 242 10
                                    

"Kenapa..
Kenapa gue harus ngalamin ini.."

᠃ ⚘᠂ ⚘ ˚ ⚘ ᠂ ⚘ ᠃

Rumah Sakit Indah Permai.
Sebuah tempat yang membuat hati Sasha tak karuan. Dimana disitu ia harus belajar menerima apapun hasilnya. Ia harus menghadapi semuanya dengan sendirian, karena dirinya tidak mau merepotkan orang lain.

"Akhirnya kamu dateng juga" ucap salah satu dokter yang sebelumnya menanganinya.

Sasha mencoba tersenyum riang untuk menandakan bahwa dirinya baik - baik saja. "Hehe iya, Dok. Emm.. Sebenernya ada yang mau saya omongin dulu sama Dokter."

Kerutan dahi tercetak jelas di wajah Dokter muda tersebut yang menunggu perkataan pasien keras kepala, menurutnya.

Sasha meremas ujung roknya dan menghembuskan napasnya perlahan.
"Biayanya boleh dicicil nggak, Dok?" tanyanya hati - hati.

"Kamu kesini nggak bilang sama orang tua kamu?" tanya balik Dokter Tian kepadanya.

Sasha menggeleng pelan. "Tapi jangan berpikiran aneh - aneh dulu, Dok. Saya punya alasan tersendiri terkait ini semua. Bisa nggak untuk sementara saya cicil dulu?" ulang Sasha.

Dokter Tian mengetuk bolpoinnya di meja sambil memandang lurus pasien nya itu. Sasha yang merasa tatapannya tak beralih - alih memilih mengedarkan pandangannya ke ruangan tersebut.

"Nggak bisa." jawabnya lugas.

"Ini rumah sakit. Bukan toko baju." sambungnya lagi.

Sasha yang mendengar perkataan lugas dari Dokter Tian tak habis akal. Ia memasang muka memelas untuk menarik rasa ibanya.

"Jangan pasang muka melas seperti itu. Nggak ngaruh buat saya." Dokter Tian merapikan berkas - berkas yang berantakan di sisi samping mejanya.

"Yah Dok.. Kemarin dokter yang maksa - maksa saya buat check up. Sekarang saya setuju dan minta bantuan malah dimarahin..." kesalnya.

Dokter Tian tampak menghembuskan napasnya pelan. "Lagian kamu aneh - aneh. Udah jelas ini rumah sakit. Bukan toko baju yang bisa dicicil."

Sasha membuka tasnya dan mengeluarkan benda tipis berwarna pink dengan gambar kepala Mickey Mouse ditengahnya itu. Ia membuka resletingnya dan mengambil 2 lembar uang berwarna merah dari dalamnya.

"Ada check up yang cuman 200 ribu nggak, Dok? Saya cuman punya ini" tunjuk nya dengan menaruh 2 lembar merah tersebut di atas meja.

Dokter Tian melirik uang yang tergeletak mulus saling berjejeran di atas meja coklatnya.
"Kasih alasan ke saya, kenapa saya harus bantu kamu?" tanyanya santai.

"Sialan! Ngeselin banget nih dokter satu" umpat dalam hatinya.

"Ya sebenarnya nggak ada alasan untuk Dokter bantu saya dalam masalah biaya.. Tapi, saya bicarain ini sama Dokter.. Karena saya pikir Dokter orang baik dan mau bantu sedikit keringanan waktu untuk check up saya" terang Sasha seadanya.

"Sebenernya saya bisa bantu kamu, jaminannya apa?" tanya Dokter Tian.

"Oh! Ada kartu pelajar saya, Dok. Nih" jawab Sasha sambil menyerahkan sebuah kartu yang baru saja diambilnya.

Dokter Tian mengambil benda berwarna biru tersebut dan berdiri dari kursinya. "Ikut saya ke laboratorium" titahnya dengan berjalan membuka pintu ruangannya.

Sasha bangkit berdiri dan mengikutinya dengan perasaan campur aduk. "Mampus! Tuh kartu pelajar nggak boleh lama - lama disini, nanti pas butuh gue gimana!!" jerit batinnya dengan menatap punggung Dokter muda yang menyebalkan, menurutnya.

ARSHAVINA [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang