"Gue benci rumah sakit,"
᠃ ⚘᠂ ⚘ ˚ ⚘ ᠂ ⚘ ᠃
10.45.
Bip.. Bip.. Bip..
Suara detakan jantungnya terdengar jelas di ruangan Unit Gawat Darurat tersebut."Dok, detak jantungnya lemah." kata Suster yang sedang melihat grafik Elektrokardiograf yang turun.
Dokter tersebut merasa ada yang janggal dalam pasiennya. Pasalnya, pasien tersebut tidak mengalami luka - luka dan tubuhnya masih bersih dari noda darah apapun.
"Lakukan pemeriksaan elektrokardiogram (EKG)," perintah Dokter Tian yang langsung dilaksanakan oleh salah satu suster disitu.
Dokter Tian kembali memperhatikan layar dan melihat pergerakan detak jantung gadis itu yang sangat lemah.
"Wajahnya sangat pucat, Dok." kata Suster yang berada di samping bankar Sasha.
"Tetap perhatikan grafik detak jantungnya, saya harus menemui keluarga pasien." perintahnya sambil melangkah cepat keluar dari ruangan tersebut.
Ceklek.
Bu Ina yang sedang duduk merasa terkejut dan langsung berdiri menghampirinya.
"Maaf, ibu salah satu keluarga pasien?" tanya Dokter Tian.
"Bukan, Dok. Saya gurunya, itu murid saya. Dia baik - baik saja kan, Dok?" jawab Bu Ina cemas.
"Baik. Mari ikut saya" ajak Dokter Tian yang diikuti oleh Bu Ina dibelakangnya.
Ruangan Dokter Tian
Label tersebut dibaca oleh Bu Ina dan ia sedikit gemetar takut terjadi sesuatu dengan muridnya itu.
"Silahkan duduk, Bu." Dokter Tian mempersilahkannya duduk.
Bu Ina langsung duduk di kursi yang disediakan. "Bagaimana kondisinya, Dok?"
"Detak jantungnya sangat lemah, kami memprediksi pasien mengidap penyakit jantung. Apakah benar pasien mempunyai riwayat penyakit jantung?" penjelasan Dokter Tian membuat Bu Ina terkejut.
"Dia baru kelas 1 SMA, Dok. Hari ini merupakan hari pertama pelajarannya. Pihak sekolah belum mengadakan test kesehatan dan di angkatan tahun ini tidak ada catatan siswa yang mengidap penyakit serius, Dok," jawab Bu Ina.
Dokter Tian tampak berpikir. "Tapi, kalau hanya pingsan biasa, detak jantung seseorang akan normal. Murid ibu berbeda, detak jantungnya sangat lemah, wajahnya sangat pucat dan badannya dingin. Itu merupakan salah satu gejala penyakit jantung." penjelasan panjang lebar Dokter Tian.
"2 hari lalu, dia sempat pingsan setelah melaksanakan hukuman lari keliling lapangan, Dok. Wajahnya juga pucat, tapi tak lama dia sudah sadar. Kami menanyakan tentang apa yang dirasakannya. Dia hanya menjawab kalau dirinya tidak apa - apa. Kami pikir hanya kelelahan biasa. Hari ini, setelah berlari keliling lapangan lagi. Dia pingsan dan kami memutuskan untuk membawanya ke sini," Bu Ina tampak gemetar menjelaskan peristiwa yang dialami muridnya itu.
Tok! Tok! Tok!
"Masuk," jawab Dokter Tian.
Ceklek.
"Dok, pasien sudah sadar," pernyataan Suster tersebut membuat Dokter Tian langsung berdiri dan berlari menuju ruang UGD.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHAVINA [ SELESAI ]
Romance[ FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM MEMBACA, TERIMAKASIH ] Note : Karakter di cerita ini beragama Nasrani ya 🙏 Salam Toleransi 🙏 CERITA INI BELUM DIREVISI !!!! UNTUK HAL NEGATIF, JANGAN DITIRU! AMBIL HAL POSITIFNYA AJA YA 🙏 "Setiap orang punya garis ta...