4'1

4K 257 6
                                    

"Suatu saat lo bakal ngerti kok."

᠃ ⚘᠂ ⚘ ˚ ⚘ ᠂ ⚘ ᠃

"Sasha!"

Sasha menoleh dan mendapati Gabriel tengah basah kuyup berlari ke arahnya.

"Lo sakit? Apanya yang sakit? Nggak kenapa - kenapa kan?" pertanyaan Gabriel bertubi - tubi membuat Sasha terdiam mematung.

Tubuhnya kaku mendapat perhatian dari Gabriel. "Gue nggak papa, Gab. Santai aja. Gue sehat" jawabnya dengan tersenyum manis.

Sasha menatap Gabriel dari atas sampai bawah. "Astaga, Gabriel.. Badan lo kenapa basah kuyup gini. Lo nggak pake jas hujan? Kalo gini bisa masuk angin nanti." ucapnya lebih panik daripada cowok tersebut.

Kelvin terkejut melihat perlakuan Sasha barusan. Terlihat saling memperhatikan satu sama lain.

"Gue nggak papa, nanti gue ganti di rumah. Apa kata dokter tadi?" rasa penasaran Gabriel tinggi.

Sasha tersenyum seakan semuanya baik. "Cuman kecapean aja sama disuruh istirahat dulu."

Gabriel tersenyum lega mendengar jawaban dari Sasha. "Puji Tuhan. Lo besok nggak usah masuk, istirahat dulu aja di rumah." sarannya yang mendapat gelengan kuat.

"Nggak. Bosen gue di rumah, mending ke sekolah bisa ketemu temen - temen," tolak Sasha cepat.

"Lo nggak boleh egois, Sha. Lo kan disuruh istirahat sama dokter, cuman sehari aja. Besoknya lo bisa sekolah lagi." nasehat Kelvin yang gemas dengan adik kelasnya yang keras kepala itu.

Gabriel melirik sekilas ke Kelvin dan berbalik menatap Sasha yang kini tengah menatap keduanya.

"Lo nggak boleh masuk besok. Kalo gue lihat lo masuk, gue anterin lo pulang." ancam Gabriel.

Sasha terkejut mendengar ancaman laki - laki itu barusan. Tapi, dirinya berusaha tetap tenang dan gigih dengan pendiriannya.

"Nggak. Gue tetep mau ke sekolah.
Lagian bosen tau sumpah! Di rumah cuman leha - leha doang yang ada malah sakit." kekehnya.

"Ya namanya juga istirahat, Sha. Plis lah kali ini nurut sama kata dokter. Cuman sehari aja deh," bujuk Kelvin.

"Kalo lo tetep masuk, gue bakal nginep hari ini di depan rumah lo." ancam Gabriel lagi.

"Ck. Kalian apa - apaan sih? Stop! Yang punya hak sama hidup gue itu gue sendiri. Kalian kenapa ngelarang - ngelarang sih?!" decak kesalnya.

"Karena gue sayang sama lo." ucap Gabriel spontan.

Deg.

Kelvin dan Sasha sama - sama terdiam.

"Jangan percaya, Sha. Dia buaya." balas Kelvin tak terima.

"Lo yang buaya." sahut Gabriel.

"Kok jadi gue? Lo lah, buaya kelas kakap."

"Itu lo. Gue cowok baik - baik."

"Stop! Ini rumah sakit. Udahlah, gue mau pulang. Ohiya! Makasih ya kak, udah bawa gue kesini. Buat lo juga, makasih ya udah peduli sama gue sampe lo harus kesini basah kuyup. Jangan lupa nanti ganti baju. Bye semua!" pamit Sasha cepat.

Gabriel mencekal pergelangan tangan Sasha yang hendak berbalik arah.

Deg. Deg. Deg.

Sasha berbalik lagi ke posisi awalnya.
"Apa?" kodenya dengan menaikkan satu alisnya ke atas.

"Lo pulang bareng Kelvin aja. Gue bawa motor soalnya, ini hujan" saran Gabriel dengan tetap memegang pergelangan tangan Sasha.

"Iya. Ayo! Gue anter pulang sekarang"
sahut Kelvin dengan menurunkan tangan mereka berdua.

ARSHAVINA [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang