"Gue rasa. Lo orang yang tepat."
᠃ ⚘᠂ ⚘ ˚ ⚘ ᠂ ⚘ ᠃
"Hmm... Gue ngisi apa ya disini.." gumamnya sendiri sembari memutar bolpointnya searah jarum jam.
Sasha hanya menatap lurus kertas putih yang menjadi harapannya untuk melunasi hutang biaya pemeriksaannya kemarin.
"Lagi ngapain?"
Deg.
Pertanyaan tersebut mampu membuat dirinya sedikit terpelonjak dan mendongakkan kepalanya ke atas.
Dengan cepat, Sasha menyembunyikan secarik kertas putih itu ke dalam kolong mejanya.
Gabriel yang melihat aksi gadis tersebut sedikit mengerutkan alisnya.
"Lo nyembunyiin apa?""Nyembunyiin apanya?" tanya balik Sasha dengan santainya.
"Tuh" tunjuk Gabriel dengan melirik kolong mejanya sebentar kemudian kembali menatap lurus gadis yang duduk di hadapannya.
Sasha ikut melirik sebentar. "Oh itu.. Cuman coret - coretan nggak jelas aja kok hehe" balasnya dengan senyum yang mengembang hingga terlihat lesung pipit kanannya.
"Ck. Jangan senyum kayak gitu, Sha" Gabriel mendadak merubah ekspresinya menjadi serius.
"Hah?" bingungnya.
"Senyum lo manis. Gue nggak kuat liatnya."
"Anjir!" batinnya berteriak.
"Lo gombal ah" Sasha memilih membuang muka ke arah lain, karena pipinya terasa panas sekarang.
"Ciee salting ya?" goda laki - laki yang mampu membuat pipinya semakin terasa panas.
"Apaan sih! Nggak ya.. Tuh liat diluar lagi hujan" alibinya.
Terdengar kekehan di telinga Sasha. Ia pun menoleh dan mendapati laki - laki tersebut sedang memangku kedua tangannya sambil menatap dalam dirinya.
Deg. Deg. Deg.
Tanpa sadar mereka berdua beradu pandang.
Tak berlangsung lama, Sasha mengalihkan pandangannya lagi ke arah jendela yang sedang menampakkan rintikan hujannya.
"Sha.." panggil Gabriel pelan.
"Hm?" Sasha memilih untuk tetap mempertahankan posisinya agar tidak terbongkar.
"Liat sini dulu" gemas Gabriel melihat Sasha yang kerap menghindari tatapannya.
Gadis itu menghembuskan napasnya pelan dan menuruti kemauannya.
"Apa?"
"Besok jalan yuk? Ada yang mau gue omongin."
"Kemana?"
"Lo pingin kemana?"
Sasha tampak berpikir sebentar. "Nggak pingin kemana - mana sih".
"Yaudah. Sekarang kasih tau gue, tempat favorit lo apa?" desak Gabriel gemas melihat gadis itu tertutup kepadanya.
"Toko buku."
Gabriel menghembuskan napasnya pelan. "Selain itu?"
Sasha tertawa melihat raut wajah Gabriel yang pasrah ketika mendengar jawabannya.
"Ngapain lo ketawa?" ucap Gabriel diiringi tawa kecil juga.
"Nggak papa. Udah gue ngikut aja lo mau kemana"
"Oke. Ke hotel aja ya" godanya dengan menaikkan turunkan kedua alisnya.
Plak!
"Heh! Mesum lo" omel Sasha dengan membulatkan matanya sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHAVINA [ SELESAI ]
Romance[ FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM MEMBACA, TERIMAKASIH ] Note : Karakter di cerita ini beragama Nasrani ya 🙏 Salam Toleransi 🙏 CERITA INI BELUM DIREVISI !!!! UNTUK HAL NEGATIF, JANGAN DITIRU! AMBIL HAL POSITIFNYA AJA YA 🙏 "Setiap orang punya garis ta...