8'2

3.3K 207 12
                                    

HALLO! 👋

SIAPKAN HATI DAN MENTAL YA!

SELAMAT MEMBACA!

᠃ ⚘᠂ ⚘ ˚ ⚘ ᠂ ⚘ ᠃

"Kelvin."

Deg.

Pergerakannya berhenti bersamaan dengan detakan jantungnya. Terasa ribuan jarum semakin menusuk lebih dalam.

"Dia yang donorin jantung buat lo, Sha." tambah Agatha menguak fakta.

Tes.

Sasha menggeleng tak percaya. "Nggak.. Ini nggak mungkin kan.." suaranya merendah.

Dengan cepat, Agatha mendekat dan merengkuh tubuh gadis itu ke dalam dekapannya.

"Hiks.. Hiks..."

"I-ini nggak mungkin kan, Kak.. Nggak mungkin.. Ini.."

"Hikss.. Hiks.."

"NGGAK!!! Hiks.." teriaknya histeris.

Agatha hanya bisa mengelus kepala gadis itu pelan, berusaha menenangkan walaupun dirinya juga sangat terpuruk.

"AAAAA!!!! N-NGGAKK!! HIKSSS!!"

"KAK KELVIN NGGAK BOLEH MATII!!"

"BUAT APA AKU HIDUP KALAU KAK KELVIN NGGAK ADA.. HIKS..."

"KAK!! KEMBALIIN KAK KELVIN!! AMBIL BALIK JANTUNGNYAAA!!!"

"AKU NGGAK MAU JANTUNG INII... HIKS..."

"HIKS.. HIKS.." suara tangisan itu semakin histeris.

Semuanya hanya bisa terdiam. Dokter muda kini memalingkan muka ke arah lain, begitupun dengan kedua suster yang ikutan meneteskan air matanya.

Sebenarnya bagi mereka, kejadian seperti ini sudah biasa. Namun, entah mengapa kali ini hawanya berbeda.

Gabriel menyenderkan punggungnya di pintu dengan perasaan campur aduk. Sebenci - bencinya, tak bisa dipungkiri bahwa dirinya sangat merasa kehilangan. Laki - laki yang mengiriminya pesan tiba - tiba itu telah memberikan tanggung jawab yang seharusnya bukan menjadi kewajibannya.

Karena apa? Karena Gabriel tahu kalau dirinya tidak pantas mendapat amanat sepeti itu. Hanya sang ketua osis yang berhasil mendapatkan hati seorang perempuan mirip dengan gadis di masa lalunya.

 Hanya sang ketua osis yang berhasil mendapatkan hati seorang perempuan mirip dengan gadis di masa lalunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sedangkan Kafeel memilih melihat ke arah jendela putih yang menampilkan langit biru terang. Seolah - olah, disana terdapat seorang laki - laki yang tersenyum. Sejujurnya, ia merasa kesal dengan keputusan mendadak dan tanpa ada kata pamit apapun. Karena kalau pamit, sudah pasti dirinya akan menahan tindakan gila ini. Rasa sayangnya melebihi siapapun dan apapun.

ARSHAVINA [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang