8'7

3.4K 263 7
                                    

HALO!!

SELAMAT MALAM!!

JANGAN LUPA BINTANGNYA!!

HAPPY READING!!

᠃ ⚘᠂ ⚘ ˚ ⚘ ᠂ ⚘ ᠃

"ASTAGA!! MATA GUE!!!" pekikan ini mampu membuat keduanya tersentak. Apalagi, Sasha yang lansung mendorong dada bidang sang kekasih hingga sedikit terhuyung ke belakang.

"Ck!" decak Kelvin kesal, lantaran momennya dirusak. Dirinya melempar tatapan tajam pada seseorang yang hanya menampilkan sederet gigi putihnya di ambang pintu.

"Ampun bang!" seru Zidan yang tidak merasa bersalah sudah merusak momen.

"Ngapain lo kesini?" desis Kelvin benar - benar kesal.

"Mau jenguk ayang Sasha dong!" goda Zidan sengaja.

"Apa? Ayang? Lo mau disini gantiin Sasha?!" kesal Kelvin bukan main.

Zidan terkekeh melihat semburat kecemburuan. "Jangan dong bang! Ke KUA aja sama Sasha gimana?" dengan sengaja menaik - turunkan kedua alisnya.

Kelvin melangkah mendekat membuat laki - laki itu langsung buru - buru berbalik badan dan menutup pintu.

Ceklek.

"Buka nggak?! Sini lo!" geram Kelvin sangat kesal. Tangannya mengoyak - ngoyak knop pintu yang ditahan dari luar. "BUKA ZIDAN!"

"Kak.. Zidan bercanda doangg, ish!" lerai Sasha yang sudah melupakan momen malunya tadi.

Kelvin menoleh tajam. "Ya tau! Jangan sampai beneran! Bisa gila aku."

Sasha tertawa kecil melihat sisi kecemburuan sang ketos edan ini sangatlah menggemaskan.

"Nggak akan ada yang rebut aku dari kakak. Aku juga nggak mau! Ayo, sini! Suapin aku lagii.. Laper.." rengek Sasha agar kekasihnya ini mau berbalik.

Helaan napas panjang terdengar di telinganya. "Ish! Sini kak!!"

Kelvin menurut dan mulai melangkahkan kaki mendekat. Belum sempat duduk, pintu kembali terbuka.

Matanya melotot tajam melihat laki - laki yang berani memunculkan dirinya lagi. "Peace Kak! Ampun! Bercanda doang kok, lagian Sasha juga nggak mau sama gue.. Kalau mau sih, nggak papa.."

"Ogah sama lo! Playboy!" serga Sasha bergidik tak mau.

Zidan malah tertawa. "Hahaha.. Makanya nggak mungkin kan? Pacar lo tuh cemburuan! Baru bercanda udah emosi jiwa" liriknya sengaja mengejek.

"Untung ini rumah sakit. Kalo nggak──"

"Lah emang gue beraninya disini doang sama di depan pawang lo! Hahaha.." ucapnya seraya berjalan menghampiri ranjang Sasha.

Kelvin masih melempar tatapan tajamnya seraya berdecak kesal.

"Kondisi lo gimana, Sha?" raut wajahnya berubah serius.

Sasha mengukir senyumannya. "Baik, Zi. Gue udah nggak papa kok.."

"Kata Kafeel, lo kemarin keringetan ya?" tanya polos Zidan membuat Kelvin langsung menatap curiga.

Sasha malah mengerutkan keningnya. "Keringetan?" ulangnya tak paham.

"Lah? Lo yang keringetan, kenapa tanya balik ke gue?"

"Lah! Gue nggak tahu." jawab Sasha apa adanya.

"Kafeel kata siapa?" Kelvin membuka suaranya.

"Kata si dokternya."

ARSHAVINA [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang