"Nggak, ini bukan salah kamu. Akunya yang cepet emosi.. Kamu beneran nggak papa, hm?"
᠃ ⚘᠂ ⚘ ˚ ⚘ ᠂ ⚘ ᠃
Senyum kecut tercetak di wajahnya. Terlihat gadis itu memeluk kekasihnya erat dengan penuh ketakutan.
Gabriel yang tersadar akan perbuatannya pun melepaskan kedua tangan Sasha dan memeluk balik. "Maaf.. Maafin aku.." lirihnya pelan seraya mengusap lembut rambut kekasihnya itu.
"Hiks.. Hiks.." terdengar isakan yang membuat dirinya merasa semakin bersalah.
"Hiks... A-aku n-nggak ada apa - apa sama Kak Kelvin. Hiks.. A-aku ta──"
Bruk.
Ia terkejut bukan main, merasakan tubuh gadis itu jatuh di dalam pelukannya.
"Sha!" goncangnya menyadarkan.
"Shasha!" teriak panik Kelvin dengan ikutan berada di depan gadis itu.
Mamanya tak kalah panik, "Nak!" teriaknya.
Gabriel langsung mengendurkan pelukan mereka dan berganti menggendong ala bridal style. "Tante.." ijinnya yang langsung mendapat anggukan sebagai jawabannya.
"Bawa ke kamar, Nak.." ucap cepat mamanya seraya berlari membukakan pintu kamar putri sulungnya itu.
Dengan gesit, laki - laki itu sudah menidurkan Sasha di atas ranjangnya.
Ketika mamanya ingin mengambil minyak kayu putih, sudah di dahului oleh Kelvin. "Tante.. Minyak kayu putihnya mana ya?" tanyanya sopan.
"Bentar, Nak.." panik mamanya dengan grusa - grusu mencari benda tersebut.
Sedangkan, Gabriel sibuk menepuk pelan pipi kekasihnya itu agar sadar.
"Sayang.. Bangun.." lirihnya dengan perasaan yang sangat bersalah."Nih, pakein." ucap Kelvin dengan mengulurkan minyak kayu putih yang ditemuinya di samping ranjang.
Gabriel langsung mengambil dan mengoleskan dengan pelan berharap gadisnya itu cepat sadar.
"Nak.. Bangun.." lirih mamanya cemas.
"Kayaknya kecapean, Tante. Soalnya tadi dia pingsan dan saya bawa ke rumah sakit." penjelasan Kelvin tiba - tiba membuat semuanya menoleh.
"Astaga! Terus kata dokter apa, Nak?"
"Sasha kenapa? Dia baik - baik aja kan?" desak Gabriel.
Kelvin hanya menatap mata perempuan yang menjadi ibu dari gadis itu. "Kata dokter tadi, maagnya kambuh. Terus disuruh istirahat total, Tante.."
"Maag?" batin Gabriel bertanya - tanya. Dirinya tak tahu kalau kekasihnya juga mempunyai penyakit lain selain yang diketahuinya.
Terdengar helaan napas pelan.
"Dia memang punya maag sedari dulu. Tapi tidak pernah sampai pingsan begitu.. Terus kata dokter apa lagi, Nak?" tanya mamanya.Deg.
"Apa jangan - jangan.. Kambuh?" batinnya cemas.
"Nggak ada kok tante, cuman itu aja." jawab lembut Kelvin.
Mamanya sibuk menepuk pelan pipi putri sulung nya itu dengan perasaan cemas.
Sementara Gabriel gelisah, ingin rasanya membawa gadis itu ke rumah sakit sekarang. Namun.. Alasan apa yang harus ia katakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHAVINA [ SELESAI ]
Romance[ FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM MEMBACA, TERIMAKASIH ] Note : Karakter di cerita ini beragama Nasrani ya 🙏 Salam Toleransi 🙏 CERITA INI BELUM DIREVISI !!!! UNTUK HAL NEGATIF, JANGAN DITIRU! AMBIL HAL POSITIFNYA AJA YA 🙏 "Setiap orang punya garis ta...