"Jadi, apa dia yang menjadi alasan mu menolak perjodohan itu?" Tanya Mingyu ketika mereka berada di dalam mobil.
"Ya, dia adalah alasan utama ku. Tapi, alasan yang paling penting adalah aku tidak ingin ayah terus memperlakukan ku seperti bonekanya. Aku sudah dewasa dan aku memiliki hak untuk memilih dengan siapa aku akan menikah karena nantinya aku yang akan menjalankannya. Begitupun dengan mu." Jongin menjeda ucapannya, ia melirik Mingyu yang menunggunya melanjutkan ucapannya.
"Jika kau tidak suka dengan perjodohan ini, jika kau tidak memiliki perasaan untuk Saerom maka kau harus memiliki seseorang yang bisa membuat mu berjuang. Berjuang untuk bisa bersamanya." Jelas Jongin.
Mingyu melempar pandangannya keluar jendela. Ia memiliki seseorang yang ingin ia perjuangkan namun perasaannya tak terbalas. Bahkan sejak lama ia memiliki perasaan pada Rose sampai saat ini Rose tak mengetahuinya. Bagaimana bisa ia memperjuangkan seseorang yang juga sedang memperjuangkan orang lain? Terlalu sakit jika Mingyu memikirkan perasaannya pada Rose yang justru memiliki perasaan untuk Jaehyun. Mingyu bimbang, apakah ia harus memperjuangkan Rose? Bahkan untuk mengatakan perasaannya pada Rose ia tak sanggup. Apakah ia harus melakukannya agar Rose bisa melihat kearahnya dan menerima perasaannya? Atau haruskah ia berhenti dan mulai membuka hatinya untuk Saerom? Atau orang lain?
❤❤❤
Pagi harinya Chaeyeon telah siap dengan seragam sekolahnya, sakit di bokongnya telah sembuh dan Chaeyeon dapat berjalan seperti biasa. Chaeyeon berangkat lebih pagi karena tak ingin berangkat bersama Mingyu. Ia menghindari pria menyebalkan itu.
Suasana sekolah masih tampak sepi, hanya ada beberapa orang yang sudah datang. Chaeyeon bersyukur bisa menghindari Mingyu walaupun ia harus datang lebih awal seperti saat ini. Hari ini Chaeyeon dapat berjalan dengan tenang. Tak seperti hari kemarin saat dia berjalan di koridor, semua mata tertuju padanya dan semua gadis berbisik tentangnya membuat Chaeyeon risih karena menjadi pusat perhatian.
Saat ia berjalan dengan tenang di koridor, ia melihat seorang siswa asing yang tak pernah ia lihat sebelumnya seperti tengah kebingungan. Chaeyeon melihat sekitarnya kemudian memutuskan untuk mendekati pria itu.
"Maaf, apa kau sedang mencari sesuatu?" Tanya Chaeyeon setelah sampai di hadapan pria itu.
"Aku mencari ruang guru. Bisakah kau menunjukkannya pada ku?" Jawabnya ramah dengan senyum tampannya, Chaeyeon terpesona dengan senyum pria itu hingga tanpa sadar Chaeyeon juga ikut tersenyum.
Apa dia siswa baru? Wah tampan sekali, Mingyu kalah tampan dengan pria ini. Astaga, senyumnya indah sekali. Tunggu dulu, kenapa aku jadi membandingkan pria menyebalkan itu dengan pria ini? Sudah jelas pria ini lebih baik seribu kali lipat dengan Kim brengsek Mingyu. Walaupun aku tak mengenal pria ini, aku yakin pria ini lebih baik darinya. Batin Chaeyeon yang menggelengkan kepalanya karena tiba-tiba menyebutkan nama Mingyu.
"Hey, kau tidak apa-apa?" Tanya pria itu memastikan karena melihat Chaeyeon yang tak menjawabnya.
"Ah iya aku baik-baik saja. Ayo, akan kutunjukkan ruang gurunya." Ajak Chaeyeon kemudian berjalan beriringan dengan pria itu.
❤❤❤
Setelah bel tanda memulainya pelajaran berbunyi, pria itu berjalan dengan salah satu wali kelas. Ia melewati koridor dan menjadi pusat perhatian karena ketampanannya. Para gadis yang melihatnya dari jendela kaca itu berdecak kagum akan ketampanan yang seakan tidak nyata yang dimiliki pria itu. Mereka berharap pria itu adalah murid baru di kelas mereka namun sayangnya harapan gadis lain pupus saat melihat pria itu malah masuk di kelas Chaeyeon dan menjadi siswa baru dikelas itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pentagon
FanfictionJung Chaeyeon hanya ingin masa sekolahnya berjalan dengan tenang tanpa masalah apapun. Namun, kehidupan sekolahnya yang awalnya berjalan lancar berubah menjadi sebuah masalah saat ia tak sengaja menabrak punggung lebar seorang pria yang bernama Kim...