48

31 5 0
                                    

Hari yang Saerom tunggu-tunggu telah tiba. Sejak membuka matanya, Saerom tak henti-hentinya tersenyum karena acara pertunangannya akan di lakukan beberapa jam lagi, menjelang malam hari.

Kini Saerom yang tengah melangkah menuju ruang kelasnyapun telah mendapat banyak ucapan selamat dari teman-temannya. Ya, kabar tentang pertunangannya telah tersebar di sekolahnya dan tentu saja para penggemar Mingyu lebih menyetujui jika Mingyu bersama Saerom mengingat Saerom juga anak dari orang yang terpandang. Mereka tak akan berani merundung Saerom seperti mereka merundung Chaeyeon yang bukan siapa-siapa.

"Akhirnya setelah kau mengejar Mingyu sekian lama, kau akan menjadi tunangannya." Ucap Rose ketika Saerom baru saja tiba di kelas.

Ada sedikit perasan iri yang dirasakan Rose, karena pada akhirnya Saerom dapat bersama pria yang ia cintai. Namun, ada juga perasaan prihatin pada sahabatnya itu karena jelas ia mengetahui siapa yang pria bermarga Kim itu cintai. Tentu saja bukan Lee Saerom, melainkan Jung Chaeyeon.

"Kau seharusnya menggunakan kesempatan hilangnya Chaeyeon untuk mendekati Jaehyun."

"Ya, aku akan mencobanya tapi sepertinya dia masih saja menyukai Chaeyeon dan aku tidak bisa memaksanya."

Saerom yang awalnya fokus pada ponselnya kini menatap Rose yang di duduk di sampingnya. "Itu bukan seperti kau. Kau akan melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang kau inginkan."

"Ya, tapi jika aku memaksa Jaehyun untuk bersama ku, itu akan menyakiti ku karena perasaannya bukan untuk ku."

Ya, apa yang Rose ucapkan saat ini adalah untuk menyindir Saerom. Bagaimana mungkin ia benar-benar melepaskan Jaehyun sementara ia masih sangat menyukai pria itu. Hanya saja, hati pria bermarga Jung itu telah tertutup untuknya walaupun telah lama ia mencoba untuk menarik perhatiannya lagi.

❤❤❤

Jongin membuka matanya perlahan namun, rasa pening dikepalanya seakan menghalanginya untuk bangkit dari kasur yang sangat nyaman itu. Dengan menahan rasa sakitnya, ia mencoba membuka matanya dan melihat sekitarnya yang terlihat bukan di apartemennya, melainkan di kamar hotel. Ia mencoba mengingat apa yang telah terjadi sehingga ia berada di sana namun, bukannya mengingat suatu hal. Justru rasa sakit di kepalanya bertambah sakit.

Perlahan ia mencoba bangkit dari tidurnya dan melangkah keluar dari sana mencari tau apakah ada orang lain di dalam kamar hotel itu. Dan ia melihat seseorang tengah menyiapkan sarapan di meja makan. Sadar akan kehadirannya, orang itu menoleh ke arahnya.

"Kau sudah bangun rupanya."

"Mijoo? Kenapa aku disini?" Tanya Jongin mendekati gadis itu.

"Sebaiknya kau sarapan dulu. Aku sudah menyiapkan sup pereda mabuk untuk mu."

Jongin menurut karena ia memang membutuhkan itu saat ini. Pening di kepalanya yang ia rasakan karena mabuk semalam, Jongin hanya mengingat itu.

"Bisa kau jelaskan kenapa aku disini?" Tanya Jongin lagi.

Mijoo tersenyum tipis melihat pria di hadapannya. "Aku bertemu dengan mu di club dan kau dalam keadaan mabuk. Aku bingung membawa mu kemana jadi aku membawa mu kesini." Jelas Mijoo.

"Tenang saja, aku tidak melakukan apapun pada mu." Lanjutnya yang berhasil membuat Jongin menghentikan makannya.

"Terimakasih." Ucapnya canggung.

PentagonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang