52

55 8 0
                                    

Jaehyun bergegas ke rumah duka tempat penghormatan terakhir Chaeyeon dan Eunwoo saat mendapat kabar bahwa keduanya telah tiada. Ia seperti di sambar petir mengetahui orang yang ia cintai dan orang yang pernah menjadi sahabatnya tiba-tiba pergi untuk selama-lamanya. Tak pernah Jaehyun bayangkan, tak pernah ada dalam pikirannya bahwa ia akan kehilangan kedua orang yang berharga secara bersamaan.

Ia belum sempat menyatakan perasaannya bahwa ia mencintai Chaeyeon. Ia bahkan belum memperbaiki hubungannya dengan Eunwoo yang merenggang karena kesalahpahaman masa lalu. Ia menyesalinya, sangat menyesalinya.

Sepanjang perjalanan, ia berharap dan masih berharap agar kabar itu adalah kesalahan. Ia berdoa kini ia hanya bermimpi hingga ia tiba di depan ruangan yang menjadi tempat penghormatan terakhir Chaeyeon dan Eunwoo ia membeku melihat keadaan yang ramai, melihat dua orang yang ia kenali berada disana. Eunha yang menangis dan Jungkook yang menenangkannya di samping Eunha.

Sungguh, ia seperti tak dapat bernafas dengan normal, tangannya terkepal melihat orang-orang yang silih berganti memberi penghormatan terakhir untuk Eunwoo dan Chaeyeon.

"Jaehyun?" Sapa Jungkook saat Jaehyun melangkah masuk ke dalam ruangan itu.

Jaehyun tak menjawab, ia terus melangkah dengan menatap dua bingkai foto yang diisi dengan senyuman Chaeyeon dan Eunwoo yang berbanding terbalik dengan keadaan orang-orang yang ada disana. Sebagian dari mereka adalah para kerabat dan rekan bisnis dari orang tua Eunwoo yang baru saja tiba di Korea saat mendapatkan kabar bahwa putra tunggalnya telah tiada. Mengingat Chaeyeon dan Soojung hanya berdua tak memiliki kerabat.

Jaehyun menatap bingkai foto Eunwoo dan Chaeyeon bergantian. Bulir air mata kini meluncur bebas, tak lagi Jaehyun tahan. Ia benar-benar hancur. Dunianya runtuh. Kakinya tak dapat menahan tubuhnya hingga ia bersimpuh menundukkan kepalanya, menangis dalam diam.

"Jaehyun?" Panggil Jungkook lagi menghampiri Jaehyun.

"Kau tau kan bahwa aku mencintai Chaeyeon dan dia belum mengetahui bagaimana perasaan ku." Ucap Jaehyun pada Jungkook yang kini mengusap punggungnya.

"Aku tau." Gumam Jungkook menjawab ucapan Jaehyun.

"Aku lebih baik dia menolak ku dari pada dia menghilang dari hidup ku. Aku bodoh tidak bisa menemukannya. Aku menyesal."

"Ini bukan salah mu. Semua sudah di takdirkan Tuhan." Jungkook mencoba menenangkan Jaehyun.

"Tapi aku begitu mencintainya. Sangat mencintainya."

❤❤❤

Mingyu dengan gontai melangkah masuk ke rumahnya. Setelah melihat ayahnya yang kini dirawat dan koma ia pergi untuk mengganti pakaiannya dan akan pergi ke rumah duka. Ia tak lagi menghiraukan dua penjaga di depan rumahnya. Ia tak perduli apapun, yang ia perdulikan kini hanya Chaeyeon.

"Tuan, dua penjaga di depan rumah tadi membawa tuan muda Jongin dan menguncinya di kamarnya." Ucap sang pelayan dengan tergesa.

"Kak Jongin ada di kamarnya?" Tanya Mingyu memastikan.

"Ya tuan. Saya takut karena penjaga itu melarang saya memberitahu tuan. Dan juga tuan Kim belum kembali sejak tadi." Jelasnya.

Mingyu berlari menuju kamar sang kakak. Benar dugaannya ada yang tidak beres dengan hanya melihat dua orang penjaga yang menjadi utusan ayahnya berdiri di depan rumahnya.

"Kak, kau mendengar ku?" Tanya Mingyu dengan mengetuk pintu yang terkunci itu.

Tak ada jawaban membuat Mingyu mencari kunci cadangan kamar Jongin. Ia memeriksa semua laci dan lemari namun, tak dapat menemukan kunci itu. Hingga tak ada cara lain selain mendobraknya. Mingyu berusaha sekuat tenaga untu mendobrak pintu kayu itu, dalam percobaan ketiga barulah pintu itu terbuka.

PentagonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang