22

40 9 1
                                    

Setelah kepulangan ayahnya, Jongin yang tadinya ingin ke minimarket kemudian mengurungkan niatnya. Ia melihat jam di pergelangan tangan kirinya. Karena hari masih belum terlalu sore, ia memutuskan untuk pergi ke cafe Soojung. Ia menjadi khawatir akan ucapan ayahnya, ia khawatir ayahnya akan melakukan hal yang buruk pada Soojung.

Cafe Soojung sedang sepi, tak ada pengunjung saat ini membuat Jongin mendekati Soojung yang sedang membaca majalah di salah satu meja. Ia duduk di hadapan Soojung dan mulai menggenggam tangan Soojung.

Beberapa menit kemudian, ada dua pengunjung pria yang datang. Jongin bangkit dan kini ia berdiri di belakang mesin kasir untuk menerima pesanan pengunjung itu. Sementara Soojung bersiap untuk menyiapkan pesanannya.

"Aku yang akan mengantarnya. Kau duduk saja ya." Ucap Soojung yang kini siap dengan nampan beserta pesanannya.

Soojung mengantarkan pesanan itu, setelah meletakkannya di atas meja. Ia membungkuk sopan. Namun saat ia berbalik, salah satu pria itu menahan lengannya.

"Boleh aku meminta nomor ponsel mu?"

Soojung melepaskan genggaman tangan pria itu dengan pelan, sebisa mungkin ia bersikap dan akan menolak dengan sopan walaupun pria itu bersikap tak sopan kepadanya.

"Maaf, jika ada yang bisa saya bantu katakan saja."

Pria itu menyeringai, ia berdiri menatap Soojung. Ia hendak menyentuh dagu Soojung namun segera Soojung tepis.

"Kau cantik dan punya tubuh yang bagus, seperti tipe ideal ku."

Mendengar ucapan pria itu membuat Jongin mendekatinya, ia menarik pelan tubuh Soojung agar berada di belakangnya.

"Tolong bersikaplah sopan, tuan."

"Aku hanya ingin nomor ponselnya." Pria itu mencoba meraih tangan Soojung namun Jongin menahan lengannya.

"Tolong sopanlah, dia kekasih ku."

"Wah kau punya kekasih yang menarik, apa kau sudah menikmatinya?" Pria itu berbisik dan terkekeh bersama dengan temannya.

Mendengar ucapan tak senonoh pria itu, Jongin yang sejak tadi menahan emosinya kini mulai melayangkan pukulan kepada pria itu. Jongin memukul tepat di pipi kiri pria itu membuat pria itu tersungkur kelantai.

Soojung menjerit, ia mencoba menahan Jongin, ia tak ingin Jongin terlibat perkelahian. Pria di sebelahnya yang merupakan teman pria itu membalas pukulan Jongin. Ia juga memberi pukulan di pipi kiri Jongin saat Jongin tak menyadari pergerakannya.

Soojung kembali menjerit melihat Jongin terhuyung. Jongin mencoba untuk membalas lagi namun, pria yang tadi ia pukul kini bangkit dan memukul perut Jongin. Jongin tersungkur ke lantai dan Soojung mencoba untuk melindungi Jongin dengan tubuhnya.

Jongin ingin bangkit, namun sakit di perutnya  menahannya. Ia melihat dua pria itu mendekatinya dan Jongin memeluk tubuh Soojung. Ia melindungi Soojung di dekapannya sementara dua pria itu kini dengan brutal menendang tubuhnya berulang kali.

Karena tak ingin Soojung terkena tendangan pria itu, Jongin akhirnya bangkit dan akan memberi pukulan kepada salah satu pria itu. Pria yang satunya tak tinggal diam, ia mencoba membalasnya namun Jongin masih bisa menghindari pukulannya.

Namun, Jongin hanya seorang diri yang melawan dua orang. Salah satu dari pria itu kini menahan kedua lengan Jongin di belakang tubuh Jongin sehingga Jongin tak bisa melawan. Pria yang satunya lagi kini memukul perut dan wajah Jongin bergantian.

Soojung yang panik tak bisa berpikir jernih, ia tak bisa memikirkan apa yang harus ia lakukan. Soojung berlari ke dapur. Ia mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk melawan pria itu. Tak ada sesuatu yang tepat, ia hanya melihat pisau disana dan tanpa berpikir panjang, ia membawa pisau itu hingga kehadapan kedua pria itu.

PentagonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang